Mohon tunggu...
Muhammad Toha
Muhammad Toha Mohon Tunggu... profesional -

Seorang kuli biasa. Lahir di Banyuwangi, menyelesaikan sekolah di Bima, Kuliah di Makassar, lalu jadi kuli di salah satu perusahaan pertambangan di Sorowako. Saat ini menetap dan hidup bahagia di Serpong--dan masih tetap menjadi kuli.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka untuk Saudaraku Jonru

3 Januari 2016   13:40 Diperbarui: 3 Januari 2016   15:24 3979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau anda mengaku rajin sholat, tak lepas puasa wajib dan sunah, dan telah menggenapi ibadahmu dengan berhaji, tetapi tak putus-putus pula menyebar fitnah dan menabur kebencian yang tak jeda, lantas siapa yang sebenarnya anda sembah dalam sembah sujudmu itu?

Kalau Tuhan yang engkau sembah, mengapa cinta dan kasih Tuhan yang maha luas itu tak sedikitpun membekas dalam hatimu...Jika Tuhan yang Engkau puji dan puja dalam ibadahmu, mengapa engkau mudah sekali mencaci dan mencela mahluk ciptaan Tuhan yang se-iman denganmu itu?

Saudaraku Jonru..tidakkah Engkau pernah membaca pesan dari Syaidina Ali, salah satu sahabat utama Nabi yang berkata; janganlah engkau mencintai seseorang berlebihan, sebab bisa jadi kelak dia akan menjadi musuh utamamu. Dan jangan pula engkau membenci seseorang sepenuh hati, karena bisa jadi dia akan menjadi sahabat karibmu.
 
Saya yakin, engkau pernah membaca pesan Syaidina Ali ini karna sepengetahuanku, engkau seorang penulis handal dan pelahap buku yang akut.

Tapi malam ini, saya benar-benar tak tahan untuk tak menanggapi postingan engkau saudaraku..

Dalam postinganmu, Engkau kembali menuduh foto Jokowi yang sedang menyambut matahari pagi di Raja Ampat sebagai foto rekayasa, sambil berkilah, jika tuduhanmu salah, engkau siap menghapus foto itu dan meminta maaf.

Saudaraku Jonru...berkenankah engkau menjawab pertanyaanku ini?

Apakah bisa seorang pencuri terlepas dari dosa dan hukuman, karna sebelum mencuri, dia bernazar akan mengembalikan barang curiannya dan akan meminta maaf jika ketauan dialah pencurinya?

Sepengetahuan yang dangkal dalam hukum Islam, tak ada dalil yang mengatakan pencuri itu akan bebas dari hukuman. Sebab sejatinya, hukuman itu jatuh bukan semata karna kerugian atas kehilangan, tapi hukuman itu dibebankan karena tindakan itu telah menyebabkan keresahan, ketakutan dan rusaknya tatanan kemasyarakatan. Efek sosial itulah yang justru lebih merusak ketimbang nilai dari barang yang hilang.

Saudaraku Jonru...begitulah pula dengan fitnah. Jika engkau ingat nukilan firman Tuhan yang tegas menyatakan: fitnah lebih kejam dari pembunuhan, lantas mengapa engkau mudah menyebar tuduhan, yang bahkan engkau sendiri tak yakin kebenarannya.

Dalam postinganmu, engkau berkilah, jika foto itu bukan rekayasa, engkau akan bersedia menghapus dan meminta maaf, maka ketahuilah, tindakanmu ini sama persis dengan nazar pencuri yang akan mengembalikan barang curiannya, bila ketauan mencuri.

Begitulah yang terjadi dengan dirimu, engkau pun akhirnya meminta maaf karena ternyata foto itu bukan rekayasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun