Mohon tunggu...
Muhammad Toha
Muhammad Toha Mohon Tunggu... profesional -

Seorang kuli biasa. Lahir di Banyuwangi, menyelesaikan sekolah di Bima, Kuliah di Makassar, lalu jadi kuli di salah satu perusahaan pertambangan di Sorowako. Saat ini menetap dan hidup bahagia di Serpong--dan masih tetap menjadi kuli.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akulah Reinkarnasi Ketampanan Yusuf

22 Januari 2014   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika demikian, lantas bagaimana dengan (maaf) saudara kita yang berkulit hitam, berambut keriting, berhidung pesek? Apakah karena berbeda mereka layak dikatakan jelek?Apakah ini bukan diskriminatif? Sangat diskriminatif! Maka penunggalan makna kecantikan dan ketampanan seperti itu adalah bentuk diskriminasi atas keragaman wajah dan rupa manusia.

Lalu apa iya sih, hakekat ketampanan dan kecantikan semata-mata soal visual-fisikal saja? Bagiku, terlalu dangkal jika hanya menakar ketampanan dan kecantikan dengan ukuran visual fisikal belaka. Sebab, ketampanan dan kecantikan bermakna serupa dengan keindahan. Keindahan bersifat universal, karenanya setiap individu dapat memaknai dan menikmati keindahan dalam kacamata dan takaran yang berbeda. Keindahan dapat menghasilkan jutaan tafsiran, dan justru karena itulah yang membuatnya semakin indah.

Keindahan sesuatu yang tak terbatasi oleh sekat-sekat budaya, kasta ataupun kuasa. Keindahan dapat ditemukan di rumah kumuh, orang miskin, hartawan, gedung mewah, bahkan di kuburan sekalipun. Semestinya, ketampanan dan kecantikan pun hendaknya dimaknai seperti itu.

Karena itu, pengakuanku sebagai reinkarnasi ketampanan Nabi Yusuf sebenarnya wujud ketidaksetujuanku atas penunggalan makna ketampanan. Tapi pada akhirnya, aku pun insaf. Sedetik setelah aku mengucapkan ijab qabul pernikahan, aku berhenti mengaku sebagai reinkarnasi ketampanan Nabi Yusuf. Segera aku panjatkan doa, semoga kelak aku diberikan anak keturunan yang tidak serupa fisik denganku. Cukuplah aku yang serupa Belalang Sembah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun