Sehebat apapun ibadah kita,amalan kita jangan sombong,jangan takabur,jangan merasa udah hebat ,udah sukses kita nggak tahu kita ditutupnya dengan amalan yang bagaimana,kita nggak tahu kita meninggalnya dalam keadaan yang bagaimana...
dan sejahat-jahatnya orang jangan putus asa masih ada kesempatan untuk balik ,untuk meraih surga yang tertinggi dari Allah.
Walaupun biasanya umumnya orang kalau sepanjang hidupnya beramal, amalan ahli surga, sepanjang hidupnya dalam ketaatan, Insyaallah meninggalnya juga biasanya dalam keadaan demikian. kalau biasanya hidupnya beramal dalam kemaksiatan ya biasa meninggalnya juga dalam keadaan demikian...
Oleh karena itu Allah melarang sifat takabur terhadap sesama hamba. Saat mengisahkan nasehat Lukman kepada anaknya, Allh berfirman dalam QS. Lukman ayat 18:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
Janganlah engkau berpaling dari mereka dengan bersikap sombong, menghadaplah kepada mereka dengan mukamu. Jangan engkau hadapkan kepada mereka separuh bagian mukamu dan pipimu seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang bersikap congkak dan sombong. Jangan engkau berjalan dengan gaya jalan yang penuh kesombongan, kecongkakan dan rasa bangga diri Dan Jika engkau tahu seberapa cepat orang akan melupakanmu setelah kematianmu, maka kau tidak akan hidup untuk menyenangkan siapapun. Kecuali, untuk mendapatkan Ridha Allah.
Syaikh 'Abdurrahman As Sa'di rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud jangan bersikap sombong yaitu begitu berbangga dengan nikmat dan akhirnya lupa pada pemberi nikmat. Dan jangan pula merasa ujub terhadap diri sendiri.
Ada dua hal yang merupakan kesombongan :
1.berpaling dari manusia karena sombong dan berjalan di muka bumi dengan angkuh.
2.Hendaknya ketika seseorang berbicara dengan orang lain maka melihat dan menghadap ke wajah lawan bicaranya.
Dalam ayat di atas terdapat penetapan bahwa Allah mencintai hamba-Nya, Allah berfirman :