Mohon tunggu...
MUHAMMAD THARIQ AZIZ
MUHAMMAD THARIQ AZIZ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum wr.wb Halo perkenalkan nama saya Muhammad Thariq Aziz atau yang sering dipanggil "Toing". Saya lahir di Jakarta, 14 Oktober 2003. Saya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahku berasal dari Cianjur dan Ibuku berasal dari Tasikamalaya. Meskipun kedua orang tuaku berasal dari kampung halaman yang berbeda tetapi mereka bisa bertemu di Jakarta menikah sehinggal melahirkanku. Cempaka Putih Barat XI Jakarta Pusat merupakan tempat tinggalku. Tinggal di Jakarta sudah lama menjadikanku terbiasa dengan polusi, kemacetan dan permasalahan-permasalahan yang lainnya dan masih banyak lagi. Saya memulai pendidikan di TK Al-Falah selama 2 tahun, Lalu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Sekolah Dasar Negeri Cempaka Putih Barat 17 Pagi yang letaknya tidak jauh dari rumah. Selama 6 tahun saya menimba ilmu di Sekolah Dasar tersebut sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah 6 tahun dan saya lulus dari SDN CPB 17 Pagi orang tua saya mendaftarkan saya ke salah satu pondok pesantren terkenal di Tasikmalaya, yaitu " Pondok Pesantren Sukahideng Tasikmalaya " yang letaknya di Provinsi Jawa Barat. Alhamdulillah saya mencari ilmu di pesantren selama 6 tahun. Ketika 3 tahun pertama saya lulus di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tasikmalaya. Lalu, 3 tahun berikutnya saya melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tasikmalaya atau yang disingkat " MAN 1 TASIKMALAYA " dengan mengambil jurusan Agama. Setelah saya menyelesaikan pendidikan formal dan nonformal di Tasikmalaya saya melanjutkan pendidikan di Jakarta dengan melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Alhamdulillah setelah saya mengikuti beberapa seleksi perkuliahan saya diterima di salah satu perguruan tinggi di Jakarta yaitu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berlokasi di Ciputat, Tanggerang Selatan. Disini saya memulai petualangan baru dengan teman-teman yang berbeda budaya, sifat, sikap dan tingkah laku karena di bangku perkuliahan ini semua orang yang belajar disini mendapat gelar "Mahasiswa" yaitu nama yang disandingkan dengan yang Maha Kuasa. Begitu berat tanggung jawabku menjadi mahasiswa karena tidak semua orang bisa menjadi mahasiswa banyak orang yang tidak bisa mendapat kesempatan yang sangat besar. Banyak faktor yang membuat seseorang tidak bisa melanjutkan perkuliahannya seperti ekonomi yang kurang, lebih memilih bekerja dibanding kuliah, dan tidak diterima saat seleksi perguruan tinggi alhasil, mereka menunggu kesempatannya di tahun yang akan datang. Sudah hampir satu tahun saya jalani dunia perkuliahan ini, saya mengambil jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dari sekian banyaknya jurusan yang ada di UIN saya hanya tertarik dengan jurusan ini yang mendalami ilmu sosial kemasyarakatan. Tidak hanya mengenai sosial masyarakat jurusan ini juga mempelajari tentang bagaimana kita sebagai mahasiswa dapat memperdayakan masyarakat menjadi lebih baik dari sebelumnya, menjadi tahu dari yang belum tahu, dan menjadi bisa dari yang belum bisa. Orang tua merupakan motivasi terbesar saya dalam menekuni bangku perkuliahan ini, karena semua tidak akan terjadi tanpa adanya dorongan, doa, dan usaha dari orang tua. Saya sangat ingin membahagiakan mereka yang sudah susah payah membiayai saya dari jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak hingga saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Film The Big 4

20 Maret 2023   18:52 Diperbarui: 20 Maret 2023   19:02 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Review : Film The Big 4
From : Zhen Andika
Sutradara : Timo Tjahjanto
Tokoh Utama : Marthino Lio, Arie Kriting, Marsha Timothy, Abimana Aryasatya, Putri Marino, Lutesha, Kristo Immanuel
Perusahaan Produksi : Netflix Studios
Assalamualaikum wr.wb

Saya memiliki teman bernama Zhen Andika. Sekarang dia duduk di bangku perkuliahan semester 2 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atau yang sering kita kenal dengan UIN Jakarta. Zhen merupakan salah satu orang yang sangat suka dengan industri film Indonesia. Dia sangat menyukai film Indonesia yang berjudul " The Big 4 " yang bergenre  action. Film ini menceritakan mengenai sebuah perjuangan keluarga kecil yang memperjuangkan haknya karena kesalah pahaman.

 Film ini bercerita tentang seorang detektif wanita bernama Dina yang menyelidiki kematian ayahnya dan mengikuti petunjuk ke sebuah pulau tropis terpencil, hanya untuk mengetahui identitas aslinya sebagai seorang pemimpin dan pembunuh. Durasi film ini selama 2 jam 21 menit. Ending atau akhir dari film ini menyelesaikan sebuah rasa penasaran Dina sebagai detektif yang penasaran akan kematian ayahnya. Terdapat beberapa pesan moral atau pelajaran yang bisa kita ambil dari film tersebut seperti, tidak boleh berprasangka buruk terhadap seseorang, bahwa sebuah perjuangan akan lebih mudah apabila dikerjakan secara bersama, tidak saling mementingkan ego, saling menguatkan, dan bersabar dalam menghadapi ujian.

Selain memacu adrenalin film ini juga merupakan salah satu film terlaris di aplikasi netflix yang sudah di tonton lebih dari ribuan orang yang sudah menontonnya, The Big 4 juga memuncaki jajaran film dengan penonton terbanyak di seluruh dunia, termasuk saya. Ketika Zhen bercerita saya pun ikut tertarik dengan apa yang di ceritakan oleh Zhen buktinya apa yang telah di ceritakan oleh Zhen memang benar-benar terbukti mulai dari tegang, sedih, keromantisan hingga akhir cerita dari alur film ini yang tidak terduga. Kenapa film ini berjudul " The Big 4 " karena terdapat 4 orang anak remaja yang berasal dari keluarga yang berbeda.

Didalam didalam film diceritakan bahwa 4 anggota ini mempunyai latar belakang dan asal usul yang berbeda sebelum hingga akhirnya mereka di asuh oleh ayah atau orang tua dari sang detektif Dina. Ayah Dina merupakan ayah angkat dari 4 orang remaja ini. Ternyata 4 orang remaja ini merupakan pembunuh bayaran yang sering sekali menangani kasus-kasus besar. Mereka sudah ahli di bidang tersebut ditambah setiap orang memiliki keahlian dan kemampuam yang berbeda. 

Setelah menangani beberapa kasus yang berbeda kasus mencari pembunuh ayah Dina lah yang paling sulit bagi mereka, karena Ayah Dina merupakan Ayah angkat dari mereka berempat dalam artian Ayah Dina adalah sosok ketua sekaligus Ayah dari mereka berempat. Kenapa sangat sulit untuk menemukan Ayah Dina, karena yang membunuh Ayah Dina juga merupakan sebuah kelompok pembunuh bayaran yang terkenal jadi bisa diartikan pembunuh bayaran melawan pembunuh bayaran juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun