[caption id="attachment_154489" align="aligncenter" width="640" caption="Bersama temannya, dia terus berkeliling mengendarai sepeda berwarna biru yang bernama Kompasiana Freez"][/caption] Benarkah menulis di Kompasiana mendapat honorarium? Pertanyaan ini terinspirasi dari tulisan Achsin El-qudsy yang berjudul Memergoki “Wartawan” Kompasiana. Dalam dialognya dengan Mr. ES, Achsin menanyakan tentang honor menulis di Kompasiana. Mr. ES mengatakan: “Saya sih ngirim saja, tergantung kompasiananya, kalau dimuat dapat honor.” Sebenarnya jawaban Mr. ES “kalau dimuat dapat honor,” menurut saya tidak salah. Mungkin yang kurang tepat saat Mr. ES menyatakan dirinya sebagai wartawan Kompasiana. Kemudian saya membaca tulisan Choirul Huda yang berjudul “Rekam Jejak Freez Jelang Edisi Perak.” Dia mengulas tentang tulisan kompasianer yang dimuat dirubrik Kompasiana Freez pada Harian Kompas. Dalam tulisan itu, nama saya tercantum dalam Freez#18 yang waktu itu menulis tentang Papua, Gudang Pesepak Bola “Kelas Dunia,” dan Freez#20 tentang Media Sosial Dunianya Maya, Hasilnya Nyata! Tulisan Choirul Huda, mengingatkan saya kembali akan honorarium dari Pengelola Kompasiana, yang saya terima sebanyak dua kali. Saya tidak tahu jika tulisan tentang Papua, Gudang Pesepak Bola “Kelas Dunia” dimuat pada Kompasiana Freez#18 tanggal 24 November 2011. Saya baru mengetahui tulisan itu dimuat di halaman 23 Harian Kompas setelah membaca e-mail dari Pengelola Kompasiana. Bunyi pesan dalam e-mail yang dikirim Pengelola Kompasiana: Selamat. Tulisan Anda dimuat di lembar Kompasiana Freez, Harian Kompas edisi Kamis ini, 24 November 2011. Berkenan dengan itu, kami membutuhkan nomor rekening Anda dan NPWP (jika ada) untuk keperluan transfer honorarium. Kami tunggu informasinya dalam waktu dekat. Siapa menduga, ternyata menulis di Kompasiana memperoleh sejumlah honorarium. Padahal, tulisan kedua yang berjudul “Media Sosial Dunianya Maya, Hasilnya Nyata!” tidak masuk HL atau terekomendasi. Hal ini membuktikan bahwa, HL atau terekomendasi belum jaminan bahwa tulisan itu layak terbit. Oleh karenanya, bagi kompasianer yang tulisannya belum masuk HL atau terekomendasi, janganlah kecewa dan berkecil hati. Tidak lama kemudian, honorarium yang dikirim oleh Pengelola Kompasiana benar-benar masuk ke rekening saya. Setelah itu, saya juga memperoleh transfer honorarium untuk tulisan kedua dari Pengelola Kompasiana. Luar biasa senangnya memperoleh honorarium menulis. Soalnya, seumur-umur belum pernah menerima honorarium menulis dari sebuah media nasional setingkat Harian Kompas. Sebenarnya, menulis bagi saya hanyalah sekedar hobi sekaligus membuang “beban pikiran” dari kepala. Kalau kemudian hasil tulisan itu diganjar dengan honorarium yang lumayan, tentu sangat senang dan bersyukur, alhamdulillah. Kebetulan putra saya yang bungsu sudah berulangkali minta dibelikan sepeda. Permintaannya terus diulur-ulur karena belum tersedia cukup uang. Diantara teman-temannya, hanya dia yang belum punya sepeda. Kalau temannya bermurah hati, maka dia dipinjamkan sepeda temannya. Terkadang, sedih juga melihatnya yang selalu mengelus-elus sepeda orang lain. Saya sangat yakin, honorarium dari Pengelola Kompasiana itu adalah rezeki untuk harga 1 (satu) unit sepeda yang sudah lama diidam-idamkan anak saya. Rezeki itu merupakan titipan Sang Khalik melalui tulisan saya di Kompasiana Freez. Oleh karenanya, saya berjanji kepada anak saya, sepedanya akan dibeli saat memasuki Liburan Tahun Baru 2012. Dengan sabar dia menunggu datangnya Tahun Baru 2012, walaupun setiap hari dia bertanya kepada ibunya: masih lama tahun baru? Begitu memasuki Liburan Tahun Baru 2012, sepeda baru berwarna biru telah sah menjadi miliknya. Dia sangat gembira. Semua temannya dipanggil untuk menunjukkan sepeda baru tersebut. Sore itu, dia tidak mencoba untuk mengendarai sepeda barunya. Dia hanya memandangi dan mengelus sepeda berwarna biru itu sampai akhirnya dia tertidur disamping sepedanya. Saya sengaja memilih sepeda berwarna biru supaya sesuai dengan dasar blog sosial Kompasiana. Sepeda biru itu menjadi kenang-kenangan atas sejumlah honorarium yang dikirim oleh Pengelola Kompasiana. Kini, anak saya tidak lagi harus mengelus-elus sepeda milik temannya. Dia sudah memiliki sepeda sendiri yang bernama Kompasiana Freez#18 dan Freez#20. Trims admin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H