Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Rhoma Irama Senasib dengan Ronald Reagan?

8 Januari 2014   17:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13891769691588203449

[caption id="attachment_304858" align="aligncenter" width="576" caption="Poster Rhoma Irama sebagai Capres (Foto: Isjet)"][/caption]

Pemunculan Rhoma Irama di kancah calon presiden (capres) tidak berbeda jauh dengan kemunculan  Ronald Reagan diarena politik Amerika Serikat.  Kehadiran dua tokoh diwaktu yang berbeda itu  “disambut” dengan sikap sinis dari para politisi dan para pendukung capres lainnya. Mereka bahkan menilai bahwa seorang artis tempatnya bukan dipanggung kekuasaan tetapi di panggung konser dan layar lebar.

Ternyata, sikap sinis terhadap Ronald Reagan waktu itu menjadi tambahan amunisi. Ronald Reagan merebut simpati warga. Akhirnya mantan artis Holywood, dan aktor film “Knute Rockne, All American” itu mengalahkan Jimmy Carter. Dan, Ronald Reagan yang sudah berumur 69 tahun 349 hari itupun menjadi Presiden AS yang ke-40.

Akankah Rhoma Irama senasib dengan Ronald Reagan? Siapapun tidak dapat memprediksi nasib dan garis tangan seseorang. Lebih-lebih seorang artis atau penyanyi, pasti memiliki  fans yang cukup banyak. Seperti Rhoma Irama, fans setianya adalah para dangduter dilevel grass root yang tersebar di seluruh nusantara. Biasanya, makin sering si artis “manggung” atau muncul di layar televisi, makin bertambah fans-nya.

Lazim kita lihat yang dilakukan politisi saat kampanye, mereka memanfaatkan jasa para artis untuk menarik massa ke arena kampanye. Bayangkan saja, jika artis itu sendiri (misalnya Rhoma Irama) yang mengadakan konser gratis disetiap daerah, dipastikan massa akan membludak dan fans pun bertambah. Strategi ini nampaknya belum dijalankan oleh Rhoma Irama. Dia masih terikut langgam capres yang lain, pidato disana-sini, pasang baliho, buat posko sampai kepada urusan iklan di media massa.

Seandainya Rhoma Irama mau “manggung” secara rutin di setiap daerah, diprediksi akan membuat capres lain "ketar-ketir" dan “gemetaran.” Pasalnya, aksi panggung Rhoma Irama cukup andal. Dia  mampu “membius” penonton dengan lagu-lagunya. Bisa-bisa, dengan aksi panggung ini akan mengubah hasil survei elektabilitas capres yang sekarang dipedomani oleh partai politik. Tidak mustahil, aksi panggung Rhoma Irama akan mendongkrak tingkat elektabilitasnya.

Kehadiran artis di kancah politik Indonesia bukan barang baru. Lihat saja sejumlah artis top mampu bertengger sebagai anggota DPR, seperti Nurul Arifin. Begitu juga seperti Rano Karno dan Deddy Mizwar yang berhasil duduk sebagai wakil gubernur. Terbukti, meskipun bukan berasal dari politisi murni, toh mereka mampu berkiprah dalam mengemban tugasnya.

Munculnya artis-artis di dunia politik, sebenarnya sebagai cermin dari makin memudarnya citra para politisi. Lebih-lebih dewasa ini, para politisi banyak yang tersangkut dengan masalah hukum. Akibatnya, warga kehilangan pilihan. Mereka lebih suka memilik sosok baru yang tidak terkait dengan politik dan birokrasi. Sosok yg demikian hanya ada pada artis dan LSM, diyakini belum terkontaminasi oleh white collar crime alias korupsi. Mampukah mereka? Kenapa tidak, asal saja mereka istiqamah dengan cita-citanya dan memanfaatkan para teknokrat sebagai pembantunya.

Katakanlah Rhoma Irama terpilih sebagai Presiden nantinya, tentu dia harus istiqamah dengan sejumlah lirik lagunya. Warga akan memegang kritik sosial yang sering dilantunkannya. Rhoma Irama tidak mungkin “lari” dari lirik lagu itu. Untuk diketahui, lirik lagu Rhoma Irama sudah dihafal oleh hampir seluruh  rakyat Indonesia yang menjadi fans si Raja Dangdut itu.

Lirik lagu itu sesungguhnya visi dan misi dari seorang Rhoma Irama. Apabila dalam menyelenggarakan roda pemerintahan nantinya, ternyata Rhoma Irama melenceng dari lirik lagu itu, warga akan berteriak: TERLALU!

Mari kita lihat pandangan Rhoma Irama terhadap korupsi yang sering dilantunkannya dalam salah satu lirik lagunya:

Selama korupsi semakin menjadi-jadi

Jangan diharapkan adanya pemerataan

Hapuskan korupsi di segala birokrasi

Demi terciptanya kemakmuran yang merata

Bukankah cita-cita bangsa

Mencapai negeri makmur sentosa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun