Keterangan foto: ilustrasi kunjungan Presiden Jokowi ke Kampung Nelayan Kuala Bubon, Aceh Barat (Foto: Tempodotco)
Â
Cara Presiden Jokowi merayakan hari besar keagamaan di Indonesia tergolong unik. Akhir Desember tahun lalu, Presiden Jokowi merayakan Natal bersama dengan rakyat Papua, sebuah provinsi di ujung timur Indonesia. Kemudian pada bulan Juli 2015, Presiden Jokowi merayakan lebaran bersama rakyat Aceh, sebuah provinsi paling barat di Indonesia. Apakah cara ini direncanakan atau kebetulan, hanya Presiden Jokowi dan timnya yang tahu.
Faktanya, dengan menumpang pesawat kepresidenan, Presiden Jokowi dan rombongan akhirnya mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh sekitar pukul 22.10 WIB, Rabu malam (15/7/2015). Kehadiran Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana serta rombongan disambut oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah setempat.
Salah satu tempat yang akan dikunjungi Presiden Jokowi selama berada di Aceh adalah kota Meulaboh, Aceh Barat. Seperti diberitakan Serambinews.com (16/7/2015), Presiden Jokowi yang didampingi dua menteri asal Aceh, Ferry Mursyidan Baldan dan Sofyan Djalil, telah mendarat dengan selamat sekitar pukul 10.15 WIB di Bandara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya.
Agenda acara Presiden Jokowi dan rombongan selama berada di Meulaboh, antara lain bersilaturahmi dengan masyarakat Aceh Barat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1436 H. Kemudian, Presiden Jokowi akan bersilaturrahmi dengan masyarakat nelayan di Kuala Bubon dan Gampong Suak Ribee Kabupaten Aceh Barat, selanjutnya kembali ke Banda Aceh untuk mengikuti malam takbiran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
"Dan Alhamdulillah saya bisa berkunjung ke sini, Aceh Barat, mungkin bapak ibu dan saudara sekalian perlu ketahui tahun 1985 itu pernah kerja di Aceh Tengah, tapi saya kemarin dengar yang dulu saya tempati ada masjid juga, ternyata tidak masuk ke Aceh Tengah, sudah masuk ke Bener Meriah. Ternyata pemekaran di Aceh ini banyak sekali, saya baru tahu ada Kabupaten Nagan Raya, ada Aceh Barat," kata Presiden Jokowi seperti diberitakan oleh Tempo.co (16/7/2015).
Dari pidato Presiden Jokowi jelas disebutkan bahwa dia pernah tinggal dan bekerja di Aceh Tengah pada tahun 1985. Menurut cerita beberapa teman sekerja Jokowi di PT KKA, Presiden Jokowi sempat tinggal di Simpang Tiga Redelong selama 4 tahun. Malah, dia memiliki bapak angkat yang sekarang masih hidup di kabupaten penghasil kopi itu. Namun, kenapa Presiden Jokowi tidak mudik ke kampung keduanya itu? Lupakah dia?
Padahal, untuk menuju ke kampung kedua ini, Presiden Jokowi dapat menempuh perjalanan udara dengan pesawat udara atau helikopter. Waktu tempuh dari Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh menuju Bandara Rembele Bener Meriah hanya sekitar 55 menit. Begitu mendarat di Bandara Rembele, Presiden Jokowi langsung disambut tegakan pohon pinus yang meninggalkan kenangan mendalam baginya. Sekitar 1 Km dari Bandara Rembele, dia akan bertemu dengan Masjid Babussalam yang berdekatan dengan tempat tinggalnya, seperti yang disebutnya dalam pertemuan di Suak Ribee Aceh Barat siang tadi.
Mudah-mudahan tidak ada yang menghalangi Presiden Jokowi untuk mudik ke kampung keduanya. Buktinya, Presiden Jokowi masih tetap menyebut-nyebut tempat tinggalnya yang berada di kaki gunung api Burni Telong Kabupaten Bener Meriah (dahulu masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah). Urungnya Presiden Jokowi mudik ke kampung keduanya, barangkali, tidak terlepas dari masalah protokoler dan padatnya jadwal acara seorang presiden.
Terlepas dari hal itu semua, teman-teman Presiden Jokowi semasa bekerja di PT KKA sangat merindukan kehadiran mantan Gubernur DKI Jakarta ini ke kampung keduanya di Vila Merah Simpang Tiga Redelong. Mereka ingin bernostalgia tentang masa-masa sulit dahulu ketika bekerja dibawah pohon pinus. Mudah-mudahan Presiden Jokowi membaca tulisan ini, dan terketuk hatinya untuk menambah jadwal kunjungannya ke Simpang Tiga Redelong di Kabupaten Bener Meriah. Mumpung lagi berada di Aceh, kan begitu Pak Jokowi? Semoga...