Buka puasa di restoran atau rumah makan, sensasinya tergolong biasa dan wajar. Mau berbuka dengan menu daerah, nasional maupun internasional, semuanya sudah tersedia disana.
Cara membooking tempat dan paket menu yang dikehendaki, juga relatif mudah, salah satunya bisa melalui media jejaring sosial. Begitu selesai dibooking, si pemilik restoran langsung menyiapkan meja dengan tulisan booked. Menjelang waktu berbuka, di atas meja itu sudah tersaji aneka menu yang menggiurkan.
Tempat berbuka puasa seperti itu banyak ditemukan dimana-mana, baik di kota besar seperti Jakarta, maupun di kota kecil seperti Takengon Aceh Tengah.
Dewasa ini, dengan bantuan media jejaring sosial semakin mudah mengiklankan paket menu dengan harga bersaing. Lebih-lebih dengan kehadiran jaringan 4G LTE, pengelola restoran dapat meng-#4GinAja gambar menu buka puasa via smartphone. Misalnya, melalui iklan tersebut ditawarkan harga diskon dan tempat istimewa untuk pemesan pertama pada hari itu. Siapapun pasti tertarik melihat tawaran itu, ditambah lagi dengan harganya yang relatif miring.
Terlepas dari tempat seperti itu, pernahkah pembaca berniat buka puasa di alam terbuka? Di sebuah tempat paling eksotis di Aceh, yang berada pada ketinggian 1.800 meter dari permukaan laut [mdpl] dengan suhu udara sekitar 10⁰C. Dari sana, sembari menikmati menu buka puasa, kita bisa menatap Danau Laut Tawar diantara gunung-gunung kokoh yang mengitarinya.
Dari sana, kita bisa melihat Kota Takengon yang dipenuhi aneka lampu. Eksotis bukan? Tempat itu adalah Pantan Terong Aceh Tengah, sebuah lembah diantara dua bukit bernama Gunung Salah Nama.
Selasa sore, (21/6/2016), saya ingin mengganti suasana buka puasa. Biasanya, saya buka puasa dari sebuah restoran ke restoran yang lain. Lama-lama, saya merasa jenuh dengan suasana monoton itu. Lalu barista Bayakmi Coffee, Maharadi, menantang saya berbuka puasa di alam terbuka. Lokasinya adalah Pantan Terong, sebuah tempat di arah barat Kota Takengon. “Apa sensasinya?” tanya saya. Untuk mengetahui seberapa enak kopi Gayo dan penganan berbuka apabila dinikmati di alam terbuka pada suhu udara 10⁰C.

Paket 3 Rp 32 ribu per orang dengan mujahir/lele, nasi putih, teh/coffee mocha/cappucino, rujak cecah bajik, dan sayur kangkung tumis. Paket murah Rp 20 ribu per orang dengan menu mujahir masam jing, nasi putih, jus jeruk/mangga.
“Kami siap melayani berbuka puasa di cafe ini, atau di alam terbuka. Kalau di alam terbuka ditambah biaya transportasi,” jelas Maharadi.
“Kalau saya pesan paket nasi putih dan gulai ikan bandang, ada nggak?” tanya saya.