Masjid Tuha Indrapuri merupakan salah satu situs penting yang menandai perjalanan sejarah Aceh. Masjid kuno ini tergolong unik dibandingkan dengan masjid-masjid kuno lain yang masih ada di wilayah Provinsi Aceh.
Keunikannya terletak pada fondasi yang mirip sebuah benteng. Konon para ahli sejarah sampai pada satu kesimpulan, bahwa undakan atau tembok tinggi berlapis empat itu adalah bekas bangunan sebuah candi di masa Kerajaan Hindu Indrapurwa.
"Candi Hindu itu dulu juga dikenal dengan benteng atau kerajaan Hindu, yang didirikan pada tahun 604 M oleh adik perempuan dari Putra Harsha, yang melarikan diri dari kerajaannya ke Aceh," tulis Harian Serambi Indonesia (12 Juli 2013).
Ditambahkan lagi oleh surat kabar itu: "Dalam buku Tawarich Raja-raja Kerajaan Aceh, karangan Yunus Djamil menyebutkan, Indrapuri merupakan bagian dari kerajaan Hindu Indrapurwa dan salah satunya termasuk benteng Indrapatra."
Aura Patriotik
Penasaran terhadap deskripsi dan cerita tentang Masjid Tuha Indrapuri ini, Kamis lalu (6/7/2017), saya berkunjung ke tempat itu. Setelah menempuh perjalanan sekitar 25 km dari Banda Aceh ke arah timur, saya tiba di gerbang masjid itu menjelang masuknya waktu salat ashar.
Meskipun Masjid Tuha Indrapuri sudah dimasukkan sebagai Situs Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh, ternyata penyelenggaraan salat rawatif 5 waktu masih berlangsung sampai saat ini. Dan, saya pun menunaikan salat ashar berjamaah bersama warga pasar lama Indrapuri di masjid bersejarah itu.
Terus terang, aura masjid ini berbeda dengan masjid-masjid lain yang pernah saya datangi. Misalnya, sewaktu melangkahkan kaki kedalam komplek masjid ini, serasa bangkit semangat patriotik dalam diri saya.
Entah karena saya sudah terlanjur membaca kisah patriotik para pejuang Aceh saat mempertahankan masjid ini dari serbuan serdadu Belanda tahun 1880, atau masjid ini memang  memiliki aura istimewa.
Persisnya, tubuh saya merinding ketika berada dalam komplek Masjid Tuha Indrapuri. Diikuti bangkitnya rasa hormat yang tiada tara kepada para pejuang Aceh yang bertempur mati-matian menghadapi serdadu Belanda di tempat itu.
Saya pernah melihat foto tahun 1880 tentang Masjid Tuha Indrapuri yang dipublikasikan oleh Tropenmuseum Belanda. Foto itu sepertinya dipetik oleh juru foto serdadu Belanda sesaat setelah mereka berhasil menaklukkan benteng Masjid Tuha tersebut.