Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lebaran bersama Sampah; Petugas Kebersihan Kota Takengon Gagal Cuti Lebaran

22 Juli 2015   16:32 Diperbarui: 22 Juli 2015   17:08 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterangan foto: petugas kebersihan Kota Takengon gagal menikmati cuti bersama karena harus mengumpulkan sampah (Foto: Ist)

Hari Raya Idul Fitri atau disebut juga dengan lebaran, merupakan hari kemenangan bagi ummat Islam. Kemenangan itu diraih oleh orang yang telah sukses menunaikan ibadah puasa di bulan ramadhan. Kemenangan itu ditandai dengan kumandang takbir dan tahmid dimulai sejak usai berbuka puasa pada hari terakhir, sampai berlangsungnya shalat id berjamaah.

Seremoni kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri tidak berakhir di arena shalat id, tetapi berlanjut dalam bentuk silaturrahmi antar warga. Hal ini ditandai oleh tingginya mobilitas warga. Mobilitas itu untuk menyambung tali silaturrahmi, baik dengan tetangga, sanak keluarga dan kerabat. Mobilitas itu berlangsung dari satu rumah ke rumah yang lain, dari desa ke kota dan sebaliknya.

Kesempatan mobilitas dan bersilaturrahmi untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri tahun ini makin leluasa. Sebab, cuti bersama berlaku secara nasional sejak Kamis 17 Juli 2015 sampai Selasa 21 Juli 2015. Momentum ini dimanfaatkan secara efektif oleh warga. Para karyawan instansi pemerintah menggunakan cuti bersama itu untuk mudik, dan bersilaturrahmi.

Namun, di tengah orang-orang yang sedang menikmati mudik dan merayakan hari kemenangan, ternyata ada beberapa orang yang tidak dapat memanfaatkan cuti bersama itu secara maksimal. Mereka adalah petugas kebersihan di Kabupaten Aceh Tengah. Sampah yang berserakan ditengah Kota Takengon telah mengganggu hak cuti bersama mereka. Sampah itu berasal dari sisa plastik baju lebaran yang ditinggalkan oleh pedagang musiman serta sampah rumah tangga yang dibuang dipinggir jalan.

Memang merayakan hari kemenangan terasa kurang sempurna apabila pandangan kita terganggu oleh tumpukan sampah. Rasa itu rupanya dirasakan juga oleh Zikriadi (54), Kepala Dinas LH, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Aceh Tengah. Usai melaksanakan shalat id, Zikriadi bersama 4 orang petugas kebersihan terpaksa menunda silaturrahmi dan berkumpul bersama keluarga.

Mereka lebih memilih berlebaran bersama sampah. Keempat orang ini mulai mengumpulkan sampah yang berserakan dipinggir jalan Kota Takengon, termasuk yang dibuang warga diluar kontainer. Sampah-sampah itu mereka masukkan kedalam angkutan sampah roda tiga. Kemudian, sampah itu diangkut untuk dikumpulkan kedalam kontainer. Menjelang sore, Jumat (18/7/2015), barulah sampah berserakan itu berhasil dibersihkan dari pinggir jalan.

Hemat saya, siapapun pasti setuju, petugas kebersihan itu berhak menikmati liburan Idul Fitri sebagaimana warga yang lain. Namun, warga dan pedagang musiman [secara tidak langsung] telah membatalkan kesempatan berlebaran para petugas kebersihan itu. Kenapa? Karena sampah yang mereka hasilkan tidak dibuang kedalam kontainer. Akibatnya, pada hari cuti bersama Idul Fitri ini, petugas kebersihan harus bekerja ektra untuk memindahkan sampah berserakan itu kedalam kontainer. Sulit membayangkan perasaan anak dan isteri petugas kebersihan itu, ketika melihat orang tuanya harus merayakan lebaran bersama sampah. 

Zikriadi mengaku sangat prihatin terhadap masih rendahnya budaya menjaga kebersihan dikalangan warga. Terkesan, warga belum menghargai petugas kebersihan yang selama ini sudah bekerja siang dan malam. Pada hari lebaran pun, petugas kebersihan terpaksa bekerja. Oleh karena itu, Zikriadi berencana akan menulis himbauan pada setiap kontainer dengan bunyi: “Kasihanilah kami para petugas kebersihan, buanglah sampah dalam kontainer ini.”

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun