[caption id="attachment_219419" align="aligncenter" width="640" caption="Rumah Mak Atun yang dikepung oleh genangan air akibat drainase didepan rumahnya tersumbat."][/caption] Kontur kota Takengon yang berada di perbukitan memang jarang dilanda banjir. Hanya beberapa kawasan yang terletak dipinggir Danau Laut Tawar dan Sungai Peusangan sering terendam air akibat hujan yang turun terus menerus. Air danau dan sungai yang meluap sampai menggenangi rumah warga, oleh masyarakat Gayo disebut lemo. Saat terjadinya lemo, sebagian warga turun ke sawah-sawah sekitar Danau Laut Tawar untuk menangkap ikan mas yang terjebak disana. Oleh karena itu, meluapnya air danau terkadang membawa berkah bagi warga. Lain halnya dengan kejadian akhir Februari lalu. Hujan yang turun sejak pagi sampai pagi besoknya lagi menyebabkan beberapa rumah kebanjiran karena ketidakmampuan drainase kota untuk menampung air. Drainase yang sudah dangkal akibat endapan lumpur dan pasir, ditambah lagi oleh sampah yang terbawa air, maka terjadilah penyumbatan. Akibatnya, air itu meluap dan menggenangi pemukiman warga. Tersumbatnya drainase diyakini menjadi penyebab utama terjadinya banjir di Kota Takengon. Siapa yang tidak terkejut saat mengetahui rumahnya tiba-tiba tergenang air, padahal selama ini rumah itu tidak tersentuh genangan. Itulah yang dihadapi keluarga Mak Atun, warga yang tinggal di Jalan Almuslim Takengon. Memang, siang itu hujan turun cukup deras sampai suara atap rumah berderak seperti kejatuhan kerikil. Mak Atun yang membuka usaha warung makanan ringan sekaligus menerima penitipan anak-anak sempat panik saat melihat air terus masuk ke rumahnya. Halamannya sudah dipenuhi air sebatas paha, sedangkan dalam rumahnya air berwarna coklat keruh itu sudah sebetis. Mak Atun berlari kedalam untuk menyelamatkan delapan anak-anak yang dititipkan di rumahnya, sementara suaminya dengan menggunakan sepotong kayu berusaha membersihkan drainase yang tersumbat. Diantara gemeretak suara hujan yang menghempas atap rumah, sayup-sayup terdengar jeritan sejumlah anak-anak yang ketakutan melihat gelombang air terus masuk ke rumah Mak Atun. Hampir satu jam lebih suami Mak Atun dan beberapa tetangga membersihkan drainase yang tersumbat, ternyata belum juga berhasil. Air limbah masih terus meluap, bukan hanya menggenangi rumah Mak Atun, melainkan rumah-rumah tetangga yang lain. Hujanpun mulai mereda, genangan air mulai surut pelan-pelan. Proses membersihkan drainase terus dilanjutkan dengan mengeluarkan sejumlah sampah plastik yang tersangkut pada bongkahan batu dan beberapa potong papan sisa pengecoran. [caption id="attachment_219421" align="aligncenter" width="600" caption="Saat air Danau Laut Tawar meluap (lemo), warga Kala Lengkio Kebayakan ramai-ramai turun ke saluran air itu untuk menangkap ikan mas yang terperangkap disana (Foto: Khalis)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H