Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ditemukan Tulang Gajah Berumur 8.400 Tahun di Takengon

7 April 2015   20:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:24 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_377300" align="aligncenter" width="480" caption="Arkeolog Ketut Wiradnyana memperlihatkan tulang kaki gajah yang telah berumur 8.400 tahun."][/caption]

Eskavasi yang dilakukan para arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Medan sejak 1 April 2015 lalu di Ceruk Mendale, Takengon, Aceh Tengah, Selasa (7/4/2015) berhasil menemukan tulang kaki gajah yang berumur 8.400 tahun. Bagian tulang kaki gajah itu panjangnya 54 cm ditemukan pada penggalian petak kelima yang berada dikedalaman 3,40 meter.

Pada tahun 2014, para arkeolog itu sudah pernah menemukan pecahan tulang gajah sekitar 2 meter dari lokasi penemuan hari ini. Hasil uji carbon dating terhadap penemuan tahun 2014 itu menunjukkan bahwa usia tulang gajah tersebut sekitar 8.400 tahun.

Para arkeolog yang dipimpin oleh Ketut Wiradnyana itu meyakini, tulang kaki gajah yang ditemukan hari ini merupakan bagian dari tulang gajah yang pernah ditemukan sebelumnya. Melihat lokasi penemuan tulang kaki gajah itu, Ketut Wiradnyana menyebutnya sebagai bagian dari budaya Mesolitikum yang dibawa oleh orang-orang Hoabin. Ini videonya.

Budaya Mesolitikum atau dikenal dengan Zaman Batu Madya merupakan suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda. Di Zaman Mesolitikum, jelas Ketut Wiradnyana, mereka hidup tidak berbeda jauh dengan Zaman Paleolitik.

Biasanya mereka memiliki tempat tinggal tetap yang berlokasi ditepi danau, seperti lokasi Ceruk Mendale itu. Untuk mempertahankan hidupnya, mereka berburu dan menangkap ikan, sangat besar kemungkinan mereka juga bercocok tanam secara sederhana.

Selain ditemukan tulang kaki gajah, di lokasi eskavasi itu juga ditemukan pecahan gerabah strip merah dan hitam. Sedangkan tulang gajah yang ditemukan hari ini tidak utuh, melainkan hanya tulang bagian kaki.

Temuan itu membuktikan bahwa orang-orang di Zaman Mesolitikum yang tinggal di Ceruk Mendale itu memanfaatkan gajah sebagai makanannya. Biasanya, binatang favorit yang diburu oleh orang-orang di Zaman Mesolitikum adalah babi, rusa atau hewan kecil lainnya.

Temuan tulang kaki gajah di Ceruk Mendale itu tergolong unik karena dengan peralatan seperti kapak batu atau tombak kayu, rasanya sangat sulit bagi mereka untuk melumpuhkan seekor gajah. Boleh jadi, jelas Ketut Wiradnyana, gajah itu terjebak (dijebak) di rawa-rawa yang memang banyak terdapat di sekitar Danau Laut Tawar yang berjarak 50 meter dari lokasi eskavasi.

“Setelah gajah itu mati lemas, barulah mereka ambil bagian-bagian tertentu yang bisa dimakan, salah satunya bagian kaki,” prediksi Ketut Wiradnyana.

[caption id="attachment_377302" align="aligncenter" width="640" caption="Ini tulang kaki gajah yang ditemukan di lokasi eskavasi Ceruk Mendale, Takengon, Aceh Tengah."]

1428411545681880851
1428411545681880851
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun