Sejak akun resmi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diluncurkan Sabtu (13/4) lalu, dunia twitterland makin semarak. Followers akun @SBYudhoyono bertambah dari detik ke detik. Walaupun twit yang ditulis SBY baru sebanyak 67 buah tetapi followers-nya sudah mencapai 1.042.641. Kita tidak tahu, apa motivasi para tweps untuk mem-follow akun SBY.
Hadirnya SBY di twitterland (boleh jadi) sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak elektabilitas Partai Demokrat. Meskipun (sebenarnya) kehadiran SBY di twitterland dinilai terlambat, tetapi telah membuka kesempatan bagi pengguna media jejaring sosial ini untuk mengadukan hal ihwalnya. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Sebenarnya, media jejaring sosial dapat dijadikan alat untuk berbagai kepentingan. Mereka yang bergerak di dunia bisnis sering memanfaatkan twitter sebagai media promosi produknya. Para artis memanfaatkan twitter untuk menjawab salam para fans-nya. Para politisi memanfaatkan twitter untuk menunjukkan kepeduliannya. Begitulah kira-kira manfaat media jejaring sosial.
Lantas, apa yang bisa dimanfaatkan SBY (dalam kapasitas Presiden RI) dari keikutsertaannya di twitterland? Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, SBY harus mengetahui apapun yang terjadi disetiap jengkal bumi nusantara ini. Bagaimana mungkin SBY bisa mengetahui semua peristiwa dipelosok negeri yang begitu luas ini?
Sangat mungkin, karena Presiden memiliki aparat sampai ke tingkat desa. Sayangnya, belum semua desa di Indonesia terjangkau jaringan internet atau telepon seluler sehingga kepala desa tidak bisa melaporkan langsung kepada presiden via twitter. Namun, informasi terkini yang terjadi disebuah desa pasti masuk ke meja bupati/walikota. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa yang terjadi disebuah wilayah, Presiden cukup meminta laporan dari para bupati/walikota.
Sekarang, tinggal lagi Presiden memerintahkan semua kepala daerah untuk membuat akun twitter. Setiap pagi, Presiden tinggal menulis di Timeline twitter: “kepala daerah, laporan!” Lalu, para kepala daerah wajib melaporkan apa yang terjadi di wilayahnya, serta apa yang akan dikerjakannya hari itu. Dengan demikian, bukankah Presiden menjadi orang tercepat yang mengetahui sebuah peristiwa di daerah sebelum diberitakan media massa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H