Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Money

[Gempa Aceh] Oro Kopi Gayo Bangkit Dari Puing Bangunan

24 Juli 2013   01:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:08 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_268333" align="aligncenter" width="640" caption="Laboratorium cita rasa kopi arabika Gayo tinggal papan nama. Gedung megah milik Haji Rasyid yang baru selesai dibangun sebulan lalu, tidak layak lagi digunakan."][/caption] Laboratorium cita rasa kopi Gayo yang baru selesai dibangun oleh Haji Rasyid sebulan lalu, kini telah menjadi puing. Gempa dahsyat berkekuatan 6,2 SR yang menghantam Aceh Tengah 2 Juli 2013 lalu ikut menghancurkan laboratorium beserta gudang dan bangunan sortasi milik eksportir kopi arabika Gayo itu. Melihat beratnya kerusakan gedung-gedung milik Haji Rasyid itu, sepertinya usaha yang menyediakan banyak lapangan kerja itu akan kolap. Namun tidak demikian dengan guru SD itu, dia tetap semangat dan optimis untuk melanjutkan usaha ekspor kopi dan produksi bubuk kopi kemasan. “Saya percaya, ada hikmah besar dibalik musibah ini,” tegas Haji Rasyid kepada kompasianer, Sabtu (21/7/2013) lalu di Desa Mongal, Aceh Tengah. Diantara struktur bangunan yang sudah retak dan patah, terlihat sejumlah tenaga kerja tetap melanjutkan pengepakan kopi siap ekspor. Demikian pula dengan tenaga kerja yang menangani produksi bubuk kopi terus melakukan roasting di ruangan berukuran 3 x 4 meter. Ruang itu tidak memadai, sempit dan dindingnya sudah retak, tetapi keberlanjutan hidup mereka tergantung dari usaha itu. [caption id="attachment_268335" align="alignright" width="300" caption="Gudang kopi siap ekspor milik Oro Kopi Gayo tinggal kerangka."]

1374602492131531560
1374602492131531560
[/caption] Setelah gempa menghancurkan bangunan gudang milik Haji Rasyid, dia sempat mengalihkan proses pengepakan ke gudang milik eksportir lain. Namun, buyer dari luar negeri komplain langkah yang diambilnya. Gudang dan lokasi packazing milik Haji Rasyid sudah tersertifikasi sehingga buyer tetap meminta proses pengepakan dilakukan di gudang milik Haji Rasyid. Menurut Haji Rasyid, para buyer khawatir terhadap mutu kopi jika menggunakan gudang ditempat lain. Alasan para buyer, mereka tidak yakin terhadap kualitas kopi arabika yang berasal dari gudang orang lain. Haji Rasyid sudah menjelaskan bahwa gudang miliknya telah hancur, namun para buyer tetap menginginkan proses pengepakan dilakukan di lokasi Oro Kopi Gayo. “Itulah alasannya, kenapa saya tetap bertahan di gedung yang sudah compang camping ini,” ungkap Haji Rasyid. Sebenarnya, lanjut mantan kepala SD itu, para buyer khawatir jika produk kopi itu akan dicampur dengan kopi dengan kualitas dibawah standar. Karena kepercayaan buyer yang begitu tinggi membuat semangatnya untuk melanjutkan usaha kembali bangkit, ditambah lagi rasa ibanya terhadap tenaga kerja yang telah setia bekerja ditempat itu sejak belasan tahun lalu. [caption id="attachment_268334" align="alignright" width="300" caption="Haji Rasyid (baju kuning) beserta sejumlah karyawannya yang terus bekerja diantara puing-puing bangunan."]
13746024102110457872
13746024102110457872
[/caption] Melihat Haji Rasyid yang masih bisa tersenyum diantara puing-puing gedung yang selama ini menyangga usaha ekspor kopi arabika Gayo itu, terbersit rasa optimis untuk bangkit kembali. Sesekali, dia juga menarik nafas berat sambil mengungkapkan hutang untuk membangun laboratorium yang belum lunas. Dia tidak tahu, bagaimana membayar hutangnya ke bank sementara tempat usahanya sudah hancur. “Saya tidak mengasuransikan gedung itu. Mungkinkah pihak bank akan memberi kemudahan?” tanya Haji Rasyid. Semangat untuk bangkit yang dimiliki Haji Rasyid perlu diberi acungan jempol dan dicontoh oleh korban musibah gempa lainnya. Memang bukan hanya Haji Rasyid yang mengalami kerugian besar akibat bencana itu, masih banyak UKM seperti usaha gula merah dan toko kelontong yang rusak. Sebenarnya, mereka bukan hanya membutuhkan bantuan perumahan, tetapi yang sangat dibutuhkan adalah tambahan kucuran modal usaha untuk bisa bangkit kembali demi menatap masa depan. Akankah sosok tangguh seperti Haji Rasyid dan korban gempa lainnya mendapat perhatian khusus dari pihak perbankan? Atau, akankah ada kebijakan khusus dari Pemerintah agar “pahlawan devisa” itu bisa terus eksis ditengah derita yang sedang mereka hadapi? Mereka memang berharap agar fokus perhatian bukan hanya kepada masalah sandang pangan dan perumahan, tetapi dilirik juga usaha-usaha yang selama ini telah memberi lapangan kerja kepada warga. “Saya tidak berniat mem-PHK karyawan dari usaha ini, tetapi kalau terpaksa, saya tidak punya pilihan lain,” pungkas Haji Rasyid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun