[caption id="attachment_169507" align="aligncenter" width="640" caption="Beca yang dimodifikasi sebagai angkutan murah dan hemat BBM menyiasati kenaikan BBM bulan depan (Foto: Syukri Muhammad Syukri)"][/caption] Beca atau sering juga disebut dengan becak merupakan angkutan roda tiga yang digunakan warga sebagai angkutan alternatif. Selain sepeda motor, beca menjadi angkutan murah bagi mereka yang pergi bekerja atau siswa-siswa yang pergi sekolah. Beberapa kota yang kekurangan angkutan kota (angkot), beca menjadi pilihan warga, bahkan mereka menjadikan beca sebagai angkutan berlangganan. Angkutan antar jemput berlangganan untuk para pekerja dan siswa, kemudian menjadi salah satu peluang bisnis yang dibaca oleh orang-orang kreatif. Pada saat jam padat, para pekerja dan siswa tidak kebagian tempat duduk dalam angkot atau bis kota sebagai angkutan murah menuju ke tempat kerja dan sekolah. Yusmandin Idris (47), seorang jurnalis yang bermukim di Cot Gapu, beberapa hari lalu di sebuah cafe di tengah kota Bireuen Aceh, mengaku sangat khawatir jika anak-anaknya harus bergelantungan di angkot atau bis karena tidak kebagian tempat duduk. Sulit membayangkan jika anak-anak yang masih kecil itu harus terkapar di atas aspal karena tangannya lepas dari pegangan. Untuk mengantar empat orang anaknya dengan sepeda motor, juga sangat tidak mungkin, karena dia hanya memiliki satu unit sepeda motor. Apabila dia harus bergantian mengantar isteri ke tempat kerja, lalu mengantar anak-anaknya ke sekolah secara berulang-ulang, tentu sangat merepotkan dan menyita waktu. Supaya tidak repot untuk urusan antar jemput isteri dan anak-anak, Yusmandin memutuskan untuk berlangganan beca. Melalui pola ini, si anak dijemput ke rumahnya setiap pagi, dan diantar kembali ke rumahnya pada siang hari. Menurut Yusmandin, angkutan model ini lebih menjamin keamanan dan keselamatan anak-anak terutama yang masih usia SD, dibandingkan harus naik angkot yang penumpangnya sering bergelantungan. Sejumlah penarik beca ternyata berhasil membaca kerepotan seorang ayah sebagai peluang bisnis. Kata Yusmandin, mereka tidak segan-segan menawarkan kepada tetangga atau kenalannya untuk antar jemput berlangganan. Sayangnya, sebuah angkutan becak biasanya memiliki kapasitas duduk untuk dua orang anak sekolah. Para penarik beca di kota Bireuen Aceh, kemudian merenovasi sendiri becanya. Selama ini, beca itu hanya muat untuk 2 orang, kini dimodifikasi agar mampu menampung 8 orang anak sekolah. Meskipun masih terdapat beberapa beca yang menempatkan penumpangnya melebihi kapasitas karena belum dimodifikasi. [caption id="attachment_169508" align="aligncenter" width="300" caption="Beca yang memuat penumpangnya diluar kapasitas (Foto: Syukri Muhammad Syukri)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H