[caption id="attachment_356533" align="aligncenter" width="480" caption="Peserta Kompasianival 2014"][/caption]
Kompasianival 2014, Sabtu (22/11/2014) lalu telah berlangsung dengan lancar dan sukses. Even itu bertambah meriah ketika panitia mampu menghadirkan para pesohor papan atas untuk berbagi pengalaman dengan para kompasianer. Diantara para pesohor itu ada Ignasius Jonan (Menhub), Ahok, Ridwan Kamil, Budiarto Shambazy, Johan Budi, Lily Wahid, Faisal Basri dan lain-lain.
Kompasianival terasa makin manis ketika komunitas para kompasianer dan sponsor mengambil peran. Mereka disediakan booth khusus oleh panitia. Para pengawal booth itu bukan orang sembarangan. Mereka adalah penulis langganan HL di laman Kompasiana. Diantaranya ada Pak Rahab Ganendra, Dian Kelana, dan wajah-wajah yang tulisannya sering saya baca di laman Kompasiana.
Kompasianival kali ini memang meriah dan manis. Sayang, even akbar para blogger itu terasa pahit, terutama bagi para penyuka kopi. Berulang-ulang mengelilingi ruangan di gedung Sasono Budoyo itu, saya tidak menemukan booth yang menyajikan kopi. Paling banyak terlihat hanya booth makanan. Salah satunya, booth KPK yang dikawal Pak Rahab Ganendra.
Alhasil, mulut makin terasa pahit, terkadang asam. Konsentrasi pun menurun. Lidah tak pernah menyerah “meminta” seteguk kopi panas. Di ransel saya masih tersimpan 1 pack bubuk kopi Gayo, tetapi tidak ditemukan air panas. Begitulah resiko terlanjur jatuh cinta kepada kopi Gayo, kopi lain terasa hambar.
Sambil memandangi booth KPK yang dikawal Pak Rahab Ganendra, muncul halusinasi tentang booth kopi Gayo gratis untuk para Kompasianer. Diatas meja berbalut kain hitam itu diletakkan mesin espresso (coffee maker), ada paper cup, roasted bean coffee, dan aqua galon. Saat rehat, semua bisa nyeruput kopi Gayo.
Amazing, aroma kopi Gayo akan menyebar ke seluruh celah di gedung Sasono Budoyo itu. “Seandainya booth kopi Gayo hadir di Kompasianival 2014?” kata saya dalam hati. Itu hanya mimpi Sabtu lalu.
Usai acara Tokoh Bicara yang menghadirkan Ahok dan Ridwan Kamil, bertemulah dengan Kang Pepih Nugraha. Dia dikenal sebagai seorang penyuka [berat] kopi. Diawali bincang-bincang tentang suksesnya Kompasianival, ujung-ujungnya, pembicaraan terhenti saat membahas cita rasa kopi Gayo.
Rupanya lidah Kang Pepih Nugraha sudah minta kopi sejak pagi, sama dengan lidah saya. Kami sepakat untuk nyeruput kopi Gayo di kantin TMII. Kantin itu terletak dibelakang gedung Sasono Budoyo. Saya keluarkan stok kopi Gayo dari ransel. Dan, sore itu aroma kopi Gayo berhasil menembus celah-celah TMII dari cangkir saya, cangkir Kang Pepih Nugraha, dan cangkir Edi Taslim.
Mimpi saya, [kalau ada umur panjang] mudah-mudahan panitia menyediakan booth nyeruput secangkir kopi Gayo gratis di Kompasianival 2015. Berdasarkan mimpi itu, maka saya membuat grup di Facebook yang bernama KPK-G | Kompasianer Penyuka Kopi Gayo. Tujuan grup itu untuk melihat seberapa banyak kompasianer yang benar-benar menyukai kopi Gayo. Apabila penyukanya memadai, berarti booth kopi Gayo layak tampil di Kompasianival 2015.
[caption id="attachment_356534" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu booth makanan di Kompasianival 2014"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H