Sekitar 12 hari lagi, Kompas akan memasuki usia 49 tahun. Surat kabar yang relatif stabil perjalanannya di Indonesia, pertama kali terbit tanggal 28 Juni 1965. Siapakah pendirinya? Pembaca tetap Harian Kompas pasti menemukan dua nama di box redaksi, PK Ojong dan Jacob Oetama. Kedua nama itu tercatat sebagai pendiri surat kabar yang tetap bisa bertahan di era Orba maupun di era Reformasi.
Uniknya, Harian Kompas memiliki sebuah kolom bernama “Kompasiana” yang berisi tulisan-tulisan tajam pada masa penerbitan jurnalistik sangat dikontrol. Tahukah kompasianer, siapa “datuknya” Kompasiana? Dia adalah Petrus Kanisius Ojong alias PK Ojong. Dia adalah lelaki kelahiran Bukit Tinggi [Sumatera Barat] 25 Juli 1920, dan meninggal dunia pada tanggal 31 Mei 1980.
Konon kisahnya, PK Ojong lah sosok yang mengisi kolom kompasiana pada waktu itu. Isinya menarik, sering nyentil, tetapi lucu-lucu. Orang yang disentil dalam kolom itu dijamin tidak akan marah. Percayalah, orang yang disentil itu akan tersenyum membaca ulasan PK Ojong di kolom kompasiana. Wajar jika kolom pertama yang dicari pembaca Harian Kompas [termasuk saya] adalah kolom Kompasiana. Hasil olah kata PK Ojong itu ibarat garam bagi Harian Kompas, sehingga berita-berita yang datar menjadi sedikit asin ketika dilengkapi oleh kolom Kompasiana. Jangan heran, jika ada pembaca yang mengatakan bahwa belum membaca Harian Kompas jika belum baca kolom Kompasiana.
Begitu populernya Kompasiana, maka sejak 1 September 2008, Kompasiana secara resmi diluncurkan sebagai media warga dengan format blog sosial. Popularitasnya makin melejit. Malah Mas Isjet, salah seorang pengelola Kompasiana melalui akun FB-nya (Senin, 16/6/2014) menyebutkan bahwa media warga Kompasiana bertengger di posisi 25 website terbesar Indonesia menurut pemeringkat Alexa. “Target berikutnya: menyalip media mainstream vivanews atau masuk ke posisi 20 besar,” ungkap Isjet, semangat.
Semangat itu wajar lahir dari Mas Isjet, karena jumlah anggota Kompasiana yang terdaftar konon mencapai 75.000 orang. Tulisan yang diposting juga kabarnya mencapai 600-800 per hari. Jumlah pengunjung blog sosial ini bisa mencapai 6-7 juta orang per-bulannya. Ini potensi luar biasa untuk sebuah media warga.
Membaca Wikipedia, sebenarnya ide pendirian Kompasiana berangkat dari fakta tidak semua jurnalis akrab dengan blog. Jangankan punya, membaca blog orang barangkali belum pernah. Jadi, merupakan langkah maju dan terobosan tak terduga manakala sejumlah jurnalis Kompas menyatakan diri ingin menjadi bagian dari Kompasiana dan bahkan sudah langsung mencurahkan pandangan dan gagasannya.
Kita atau disebut sebagai kompasianer tergolong “numpang lapak” untuk memosting tulisan-tulisan di media warga bernama Kompasiana itu. Sebagai penumpang [bukan penumpang gelap] wajib patuh kepada apapun yang diatur oleh admin yang dikenal dengan istilah syarat dan ketentuan Kompasiana.
Sebagai penumpang sekaligus “pengikut” jejak “datuk” Kompasiana, PK Ojong, tulisan-tulisan kompasianer diharapkan harus tajam, menggigit, lucu dan unik. Sebagai penulis sekaligus orang yang “numpang lapak,” semua berkeyakinan bahwa tulisannya sudah sesuai kriteria, tajam, menggigit, lucu, inspiratif dan unik. Semua penulis berharap, tulisan itu akan diangkat oleh admin ke tangga tertinggi Kompasiana, yaitu HL atau trending articles.
Namun, banyak tulisan-tulisan yang hilang ditelan waktu. Kecewa? Sebagai penulis yang sifatnya numpang lapak, tidak bisa berharap banyak sebuah tulisan harus HL atau trending articles. Membaca ide pendirian Kompasiana, secara tersirat sudah dapat dipahami bahwa media warga bernama Kompasiana ini [sebenarnya] ditujukan untuk para jurnalis yang tergabung dalam Kompas Group.
Bersyukurlah, kompasianer sebagai “blogger lepas” masih diberi kesempatan bergabung. Hitung-hitung sebagai ajang latihan menulis sekaligus memperhalus kalimat, mempertajam isi tulisan dalam sebuah media besar. Dapat bergabung dalam media warga Kompasiana [sesungguhnya] sudah memberi kebanggaan tersendiri.
Kompasiana sebagai bagian dari Kompas Group, sebuah jaringan media terbesar di tanah air. Sesaat lagi, Kompas akan merayakan hari kelahirannya. Meskipun kompasianer bukan bagian dari karyawan Kompas Group, tetapi “numpang lapak,” sewajarnya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Harian Kompas yang telah melahirkan Kompasiana. Happy Birthday....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI