Mohon tunggu...
Muhammad Syubah Dzikrullah
Muhammad Syubah Dzikrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya menyukai jogging

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Si Purba yang Dikucilkan

19 Desember 2023   22:09 Diperbarui: 19 Desember 2023   22:21 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unggahan Akun Instagran @gregoriusafioma mengenai kondis pembangunan di Pulau Rinca.(Instagram @gregoriusafioma) 

"Jika memiliki jiwa berarti bisa merasakan cinta dan kesetiaan dan rasa syukur, maka hewan lebih baik daripada kebanyakan manusia." James Herriot

Tahukah kalian bahwa hewan yang sudah hidup berabad-abad dan hampir sekali punah. Ternyata salah satu hewan tersebut terdapat di negara Indonesia loh, yang bertepatan di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Hewan yang dimaksud adalah komodo. 

Menurut pakar arkeologi, komodo sudah ada dan dikenal sejak zaman prasejarah, yaitu sekitar 30 juta tahun yang, lalu. Komodo juga merupakan hewan purbakala yang dianggap sebagai kadal purba raksasa terbesar yang memiliki panjang 3 meter dan berat 68 kg.

Sebuah organisasi yang bertujuan untuk memengaruhi, mendorong, dan melestarikan sumber daya alam, yaitu IUCN (International Union for Conservation of Nature) menetapkan bahwa komodo sebagai spesies yang sangat terancam kepunahannya. Faktor yang memengaruhi terdapat dari krisis iklim dan faktor manusia sebagai ancaman serius bagi berlangsungnya kehidupan komodo.

Komodo memiliki iklim yang berbeda dibandingkan hewan-hewan lainnya, komodo tidak memiliki kelenjar keringat guna membantu mengoptimalkan tubuhnya melalui penguapan air (evaporasi). Sehingga satwa komodo hanya bisa memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu yang sesuai dengan metabolismenya. Hal, tersebut menjelaskan sekaligus menunjukkan bahwa lingkungan komodo menjadi faktor penting terkait keberlangsungan satwa tersebut.

Dengan latar belakang ini, studi yang ditulis Alice R Jones dari University of Adelaide dan tim di Ecology and Evolution (2020), habitat komodo akan berkurang 8-87 persen pada 2050 akibat perubahan iklim. Berikutnya, akan terjadi penurunan hunian habitat 25-97 persen dan menurunkan kelimpahan populasi sebesar 27-99 persen di seluruh rentang spesies.

unsplash.com: Fajruddin Mudzakkir
unsplash.com: Fajruddin Mudzakkir

Perubahan iklim yang menjadi naik, memengaruhi persoalan kenaikan air laut yang menjadi sebuah permasalah juga terhadap hewan komodo. Dampak pemanasan global, membuat permukaan air laut terus meningkat. 

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration [NOAA], Amerika Serikat, pemanasan global menyebabkan permukaan air laut mengalami peningkatan dalam dua cara. Pertama, gletser dan lapisan es di seluruh dunia mencair sehingga volume air laut terus bertambah. Kedua, air laut mengembang karena suhu lautan menghangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun