Mohon tunggu...
Muhammad Syauqi
Muhammad Syauqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Faculty of Social and Political Sciences UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ikhwanul Muslimin: Kajian Sejarah dan Analisis dalam Perspektif Politikal-Saintifik

20 Desember 2022   23:20 Diperbarui: 20 Desember 2022   23:27 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Ikhwanul Muslimin (Sumber Gambar: Watanserb.com)

Sejarah Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin adalah sebuah organisasi dengan orientasi islam yang didirikan pada tahun 1928 di Mesir oleh Hassan Al-Banna.Dari latar belakangnya, Ikhwanul Muslimin hadir sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi yang dilakukan oleh kaum Barat dengan kolonialisme nya terhadap negara-negara Muslim.Negara Barat memulai dominasinya di kawasan timur tengah ketika hegemoni dari kekhalifahan Ottoman Turki meredup.Kondisi itu menyebabkan negara-negara Muslim pada saat itu mengalami disintegrasi sehingga mengakibatkan perpecahan yang berujung pada terbagi-baginya wilayah kekuasaan kedalam negara-negara kecil dengan pemerintahan yang sangat lemah.

Dengan situasi kaum Muslim yang kian melemah dan secara tidak langsung kehilangan identitasnya, kaum Barat melakukan manuver politiknya dengan melancarkan strategi adu domba yang mengakibatkan negara-negara Islam saling bermusuhan satu sama lainnya.Strategi tersebut dinilai sangat efektif bagi kaum Barat untuk dapat menghegemonikan kekuasaanya di kawasan Timur Tengah.

Melihat kesempatan tersebut, kaum Barat mulai untuk menancapkan pengaruh-pengaruh dialektis mereka dengan paham sekularisme dan materialisme.Mereka membawa gelombang westernisasi dan menyebarkan pengaruhnya keseluruh lapisan elemen kehidupan di kawasan Timur Tengah salah satunya adalah Mesir.Di Mesir sendiri, mulai timbul reaksi dari kondisi umat yang terpuruk akibat arus westernisasi yang sangat kuat.Dengan situasi tersebut, munculah seruan untuk adanya sebuah kebangkitan dan penyelamatan.Seruan ini digaungkan oleh seorang tokoh yang memiliki pengaruh kuat di wilayah Mesir yakni Hassan Al-Banna.

Dalam masa perintisannya, Hassan Al-Banna mendirikan Ikhwanul Muslimin didukung oleh beberapa tokoh antara lain adalah Hafiz Abdul Hamid, Ahmad Al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz, dan Zaki Al-Maghribi.Keenam tokoh tersebut mendedikasikan hidupnya dengan menawarkan harta kekayaanya demi kepentingan Ikhwanul Muslimin.

Fase Perkembangan Ikhwanul Muslimin

Perlu diketahui bahwa pergerakan dari Ikhwanul Muslimin terbagi kedalam beberapa fase yang diantaranya adalah perintisan, pembinaan dan perkembangan, pembinaan dan perjuangan, dan revolusi.

Pada Fase Perintisan (1928-1932), Ikhwanul Muslimin memusatkan gerakannya pada bidang dakwah secara universal yang dimana dakwah ini tidak terbatas kepada orang-orang Muslim saja melainkan kepada seluruh masyarakat.Perkembangan Ikwanul Muslimin dalam fase ini ditandai dengan berbagai pembangunan sarana dan prasarana di Mesir yang menunjang berbagai aspek kehidupan masyarakat antara lain seperti kantor pusat, madrasah tandzhib, sekolah ma'had, forum kajian dan ceramah, penerbitan majalah Al-Fath, dan lainnya.

Kemudian masuk pada Fase Pembinaan dan Perkembangan (1932-1939), pada fase ini Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh Hassan Al-Banna mulai menulis surat-surat kepada raja, perdana menteri, dan penguasa jazirah Arab lainnya untuk memberikan dukungan terhadap gerakannya dalam mengkampanyekan tatanan Islam.Tidak hanya itu, dua tahun setelahnya Hassan Al-Banna kembali menyerukan peringatan terhadap penguasa Mesir untuk membubarkan partai politik yang ada di negara tersebut yang dianggap oleh dirinya melakukan tindakan korupsi serta berpotensi menimbulkan perpecahan dalam Mesir.

Fase pembinaan dan perjuangan (1939-1952), dalam periode fase ini Ikhwanul Muslimin memanfaatkan situasi dari Perang Dunia II untuk memperkuat usaha serta menyempurnakan kekuatan yang dimilikinya.Hal ini dibuktikan dengan keterlibata Ikhwanul Muslimin dalam peperangan melawan Israel di kawasan Palestina ditahun 1948.Implikasi dari tindakan tersebut adalah semakin kuatnya pengaruh Ikhwanul Muslimin di kawasan Timur Tengah dan telah menyebar ke kawasan Suriah, Sudan, Yordania, Kuwait, dan beberapa negara lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun