Mohon tunggu...
Muhammad Syauqi
Muhammad Syauqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Faculty of Social and Political Sciences UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perspektif Filsafat Klasik dalam Mengatasi Problematika Sistem Pendidikan Indonesia

1 April 2022   08:00 Diperbarui: 1 April 2022   08:08 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar:Hooked to books/George Kourakos)

Kegiatan belajar-mengajar yang ada di sekolah merupakan sebuah manifestasi dari kebebasan dalam pendidikan.Hal ini dapat dibuktikan dalam perspektif sejarah pendidikan itu sendiri.Perjalanan panjang yang telah ditempuh oleh manusia untuk dapat mengetahui suatu kebenaran melalui cara empirik, merupakan hal yang melandasi terciptanya pendidikan.

Akan tetapi, hal ini tidak luput dari masalah-masalah yang timbul dalam implementasi pendidikan.Salah satu masalah yang bersifat fundamental adalah dinamisme dalam cara berpikir.

Kemampuan dinamisme dari rasio seseorang dapat mempengaruhi kecepatan penerimaan kebenaran atas suatu ilmu dalam proses transfusinya.Konteks dari transfusi disini adalah proses penyaluran kebenaran atas suatu ilmu dari seorang guru terhadap muridnya.Proses transfusi ini terjadi saat kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung.

Contoh dari masalah dinamisme ini dapat dilihat, ketika di sebuah kelas seluruh murid telah siap untuk menjalankan kegiatan belajar-mengajar.Disaat yang bersamaan, gurunya sedang menerangkan materi pembelajaran kepada seluruh muridnya dan tiba-tiba salah seorang murid membuat masalah yang pada akhirnya membuat suasana kelas yang awalnya kondusif menjadi tidak terkendali.Lantas, guru tersebut langsung memberikan hukuman bersifat fisik sampai mental kepada muridnya yang membuat kegaduhan tadi.Hal ini kemudian membuat murid tersebut menjadi malas untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang ada di kelas tersebut.

Dari kasus diatas, akibat dari perlakuan guru yang memberikan hukuman terhadap muridnya menjadikan pola pikir dari muridnya menjadi tidak dinamis.Tidak hanya itu saja, hal yang dapat memicu timbulnya masalah dinamisme dalam berpikir adalah ketika sebuah kebenaran didominasi oleh sang guru yang pada akhirnya, hal tersebut dapat membunuh karakteristik dari muridnya.Tak hanya itu, hal ini juga menyalahi etika dari filsafat yakni kebenaran bersumber dari hal kecil.

Hal ini juga dapat menimbulkan efek domino, yakni melahirkan masalah-masalah baru lainnya.Masalah baru yang timbul akibat dari dinamisme berpikir salah satunya adalah pudarnya makna filosofis pendidikan yaitu sebuah pemahaman tidak lahir dari dalam melainkan berasal dari tekanan pihak eksternal.

Di Indonesia, hal ini masih sering terjadi dan menandakan bahwa sistem pendidikan kita yang masih belum layak mendapat predikat sempurna.Dibutuhkan sebuah inovasi konseptual dalam sistem pendidikan agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan kompeten.

Terdapat sebuah metode yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan ini.Metode ini bernama Dialektika yang dibawa oleh seorang filsuf Yunani kuno yakni Socrates.Filsuf yang lahir pada tahun 470-SM itu menyebutkan bahwa manusia memiliki akal ,budi pekerti, dan rasionalitas yang membuat manusia memiliki tanggung jawab atas sebuah nilai-nilai kebaikan dan kebenaran universal yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mekanisme dasar dalam metode ini tidak dilakukan dengan cara menjelaskan, melainkan dengan mengajukan sebuah pertanyaan.Disebutkan oleh Matsum Ali dalam bukunya yang berjudul Pengantar Filsafat:Dari Masa Klasik Sampai Postmodernisme, Dimana dari pertanyan-pertanyaan tersebut, nantinya dapat menunjukkan kontradiktif logika dari jawaban yang diberikan.Efek dari penerapan metode ini adalah siswa dapat terlatih untuk dapat memperjelas ide-idenya sendiri dan dapat merumuskan atau mendefinisikan konsep yang mereka punya dengan detail.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun