Mahasiswa Kelompok 2 Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat yang diketuai oleh Muhammad Syarif dan beranggotakan Nurnajwa, Regista Tri Puspitasari serta Nurhanna Rafidah telah melaksanakan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 2 di Desa Bunglai RT 1, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Kegiatan PBL 2 ini telah dimulai pada tanggal 6 Juli 2023 dan berakhir pada 3 Agustus 2023.
Kondisi wilayah Desa Bunglai sebagian besar merupakan lahan perkebunan karet dan sungai yang mayoritas warganya bekerja sebagai petani keramba. Infrastruktur dan sarana prasarana di desa ini masih terbilang cukup karena insfrastruktur jalan yang masih dalam proses pembangunan. Walaupun layanan kesehatan masih terbatas, tetapi warga desa cukup rajin untuk pergi berobat dan datang ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Bunglai. Namun, untuk masalah kesehatan lingkungan yaitu sampah masih perlu dibenahi, karena masih terdapat beberapa kekurangan yang sebenarnya bisa diatasi dengan kerjasama berbagai pihak.
Hasil diagnosa komunitas pada kegiatan PBL 1 yang telah dilaksanakan pada masyarakat Desa Bunglai RT 1 pada 16 Januari 2023 -12 Februari 2023 lalu didapatkan data bahwa sebanyak 44% masyarakat masih melakukan pembakaran sampah dan 34% dibuang sembarangan. Hal ini dikarenakan belum tersedianya TPS dan pengangkutan sampah di Desa Bunglai. Berdasarkan data dan pengamatan yang kami dapatkan dampak dari pembuangan sampah tanpa dibuang ke TPS dan pembakaran sampah tersebut didapatkan data bahwa ada masyarakat yang terkena diare dan ISPA.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kelompok 2 PBL berinisiatif melakukan intervensi "Edukasi Dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Masyarakat RT-1 Desa Bunglai Kecamatan Aranio" yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengelola sampah skala rumah tangga. Intervensi ini terdiri dari kegiatan edukasi pemilahan sampah, pelatihan pembuatan ecobrick dan kompos dengan metode takakura, serta pembentukan kader Ecomposter.
Pada saat pelatihan pembuatan ecobrick warga terlihat sangan antusias. Ecobrick merupakan sebuah kerajinan yang terbuat dengan memanfaatkan botol plastik yang diisi dengan sampah anorganik. Gunanya untuk mengurangi sampah plastik dan membuat sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Teknik pembuatannya sangat sederhana dan mudah untuk diterapkan di rumah tangga. Tidak hanya sampah plastik saja namun, sampah kertas pun juga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan bahan pembuatan ecobrick untuk diisi didalam botol plastik.
Mayoritas masyarakat Desa Bunglai suka bercocok tanam, terutama para ibu rumah tangga yang suka menanam tanaman dan diletakkan di halaman rumah,
sehingga pemanfaatan sampah organik menjadi kompos dengan metode Takakura dirasa merupakan solusi yang tepat untuk mengelola sampah organik sehingga hasilnya dapat digunakan untuk membuat tanaman menjadi lebih subur. Warga pun terlihat antusias saat dilaksanakannya pelatihan pembuatan kompos dengan metode keranjang Takakura.
Pembuatan kompos dengan metode keranjang Takakura memiliki kelebihan sebagai berikut yaitu:
- Praktis, tidak membutuhkan lokasi yang luas karena keranjang bisa ditempatkan dimana saja
- Mudah, karena sampah hanya dimasukkan tanpa penambahan cairan zat khusus
- Tidak berbau, karena prosesnya melalui fermentasi bukan pembusukan
Foto Bersama Masyarakat Desa/Dok pribadi
