ADANYA KECURIGAAN DALAM PEKERJAAN DREINASE WARGA KELURAHAN DARA LAKUKAN AKSI PROTES
Kota Bima, beberapa bulan terakhir kota bima mengalami bencana banjir, bermula pada tanggal 21-23 desember 2016 yang datang secara berturut dan terakhir bencana banjir kembali melanda kota bima tepatnya Minggu,26-03-17.
Pembangunan saluran Drainase digunakan untuk mengalirkan resapan air hujan dalam lingkungan warga menuju ke badan sungai yang terdekat, pembangun saluran dreinase pasca banjir Bima ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak banjir yang terjadi akahir-akhir ini, namun pembangunan saluran dreinase ini tidak selamanya berjalan mulus diakibatkan adanya protes oleh warga yang berdiaman di sekitar pembangunan saluran dreinase tersebut contohnya di Kota Bima tepatnya di kelurahan Dara, kecematan Rasanae Barat. Rabu (29/03/17).
Warga kelurahan Dara Kecematan Rasanae Barat menghentikan pembangunan saluran dreinase yang bertepatan di depan sekolah MTsN Padolo Kota Bima, protes ini bermula sebagian warga menganggap bahwa pembangunan saluran dreinase ini tidak memberikan solusi atas dampak banjir yang terjadi.
Saluran dreinase yang di bangun itu dari depan terminal hingga ujung utara pagar MTsN padolo, namun pengerjaan saluran dreinase tidak terealisasikan dengan baik, akibatnya mengundang kontroversi terhadap warga atas pembangunan saluran dreinase yang tidak sampai ke sungai, hal ini mengundang kecemasan warga, takutnya pada saat hujan deras air tergenang hingga melebur ke pemukiman warga sehingga dapat terjadi luapan air yang mengakibatkan banjir.
Adanya kejanggalan ini warga setempat menuding ada yang tidak beres dalam penggalian saluran dreinase tersebut, alasannya mengundang pertanyaan warga dari pihak yang bertanggung jawab “ kenapa tidak dilakukan penggalian hingga ke sungai ?”. ujar salah satu warga kelurahan Dara (Herman). Ditambahnya tudingan ini mengarah pada warga keturunan yang di tuding sebagai bos dalam pengerjaan dreinase ini.
Warga berharap penggalian saluran dreinase ini hingga ke sungai, apabila tidak di lakukan hingga ke sungai proyek seperti ini akan merugikan seluruh warga kelurahan dara dan secara otomatis banjir akan selalu merembet ke pemukiman warga.
Menanggapi aksi protes yang di lakukan oleh warga kelurahan Dara, Pengawas Lapangan dari Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bima, bapak Hendra tidak memberikan jawaban yang jelas dengan alasan anggaran tidak mencukupi. Namun dengan anggaran 13 milyar yang di setujui dari 40 miyar yang di ajukan oleh pemrintaha kota Bima bukanlah suatu alasan bahwa tidak di galinya hingga ke sungai yang jaraknya hanya puluhan meter dari ujung utara MTsN padolo, beralih ke alasan lain, dengan tidak di galinya sampai jembatan padolo itu adalah tehnik penggalian agar airnya tidak merembet.
“Sebenarnya itu adalah tehnik saja. Karena posisi di sini (MTsN Padolo, Red) lebih rendah dari Jembatan Padolo," ungkapnya.
Hingga saat ini pengerjaan dreinaser di hentikan sementara, disana terlihat pekerja sedang menganggur tidak ada pengerjaan yang di lakukan.
Sumber : http://www.metromini.co.id/2017/03/baba-ngeng-kerja-proyek-drainase-warga.html