Mohon tunggu...
Muhammad Suhaeri
Muhammad Suhaeri Mohon Tunggu... Lainnya - Bekerja dalam bidang manajemen di suatu institusi kesehatan.

Suara dari refleksi diri.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Godaan pada Hari Pencoblosan

9 Desember 2023   10:23 Diperbarui: 9 Desember 2023   11:12 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan sebelumnya, Penulis memberikan alasan untuk memberikan kepedulian terhadap politik. Alasan untuk peduli pada politik disebabkan oleh dampaknya yang begitu besar terhadap kehidupan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat, baik saat ini maupun nanti.

Tidak lama berselang, keluarlah podcast milik Hasan Nasbi yang membahas tentang bentuk nyata dalam kepedulian politik. Bentuk kepedulian yang dimaksud dalam podcast tersebut adalah terkait dengan memberikan suara pada tanggal pencoblosan. 

Sebesar apapun bentuk dukungan terhadap pasangan calon, jika pada Hari-H tidak memberikan suara maka semua usaha menjadi sia-sia. Hal ini terutama menjadi sangat penting pada Pemilu 2024. 

Jika melihat tanggalnya, pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024 memiliki tantangan tersendiri. Pertama adalah terkait dengan hari libur yang mengelilingi tanggal tersebut. Para pemilih yang bekerja mengikuti aturan hari dan jam kerja, akan memiliki godaan untuk mengambil jatah cuti di sekitar periode tanggal pemilihan. Dengan mengambil cuti dan menjalani masa liburan, ada kemungkinan para pemilih enggan datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Jika itu terjadi maka hilanglah hak suara pemilih yang artinya sirna pula semua bentuk harapan dan dukungan pemilih kepada calon pilihan.

Selain persoalan cuti dan libur, 14 Februari tiap tahunnya dirayakan sebagai hari kasih sayang (Valentine). Jika melihat dari sudut pandang generasi muda, pemilih dengan proporsi terbesar, hari tersebut berpotensi membuat pemilih melewati kesempatan untuk memberikan hak suaranya. Ini dapat terjadi bila pada hari sebelumnya pemilih tersebut baru saja melaksanakan perayaan Valentine hingga larut malam. Hasilnya adalah pemilih ada dalam kondisi yang lelah dan tidak bersemangat untuk berangkat ke TPS.

Dengan menyadari dua potensi di atas, maka beberapa langkah sebaiknya diambil untuk mengatasi dampak buruk yang mungkin timbul. Dalam hal cuti dan libur ataupun kelelahan setelah melewati perayaan Valentine, perlu dibuat rencana libur dan perayaan yang tidak mengganggu hari pencoblosan. Jika membuat rencana seperti itu sulit dilakukan, maka prioritas untuk datang ke TPS dan memberikan hak suara harus didahulukan. Liburan dan perayaan dapat dilakukan pada kesempatan berikutnya.

Tentu langkah diatas wajib diambil dengan pertimbangan bahwa liburan dan perayaan dapat ditunda. Sedangkan hari pemilihan adalah momen yang tidak dapat digeser serta membawa dampak besar bagi kehidupan dan masa depan bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun