Mohon tunggu...
Muhammad Sufi Arsy
Muhammad Sufi Arsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Program Study Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Relawan di Kebon Tamantirto, fokus pada konservasi alam. Tertarik pada pelestarian ekosistem dan menjadikan alam sebagai cara untuk lebih memahami lingkungan

The people who were trying to make this world worse are not taking the day off. Why should I?" Sebagai seorang aktivis lingkungan, saya percaya bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memperbaiki bumi ini, karena perubahan yang baik tidak akan datang tanpa usaha kita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Agama dan Budaya dalam Kehidupan Masyarakat Lombok, Sebuah Kajian tentang Harmoni Islam, Hindu, dan Tradisi Sasak

8 November 2024   22:50 Diperbarui: 9 November 2024   01:11 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
After Aanayoottu @ vadakkumnatha temple thrissur. | jayaraj tp | Flickr 

Arsitektur Religius: Pengaruh Islam dan Hindu pada Bangunan Keagamaan di Lombok

Arsitektur bangunan keagamaan di Lombok menunjukkan pertemuan antara ajaran agama dan nilai budaya lokal. Masjid-masjid di Lombok, seperti  Masjid Bayan Beleq , memadukan desain tradisional Sasak dengan elemen-elemen Islam, seperti kubah dan menara, namun tetap mempertahankan ciri khas lokal melalui penggunaan bahan alami seperti kayu dan bambu, serta bentuk bangunan yang menyesuaikan dengan iklim setempat. 

Demikian juga dengan  Pura Lingsar , yang menyatukan konsep-konsep Hindu Bali dengan tradisi lokal Sasak. Pura ini menunjukkan bagaimana arsitektur agama tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga bagian dari lanskap budaya yang mendalam, menciptakan ruang bagi masyarakat untuk bersatu dalam spiritualitas dan tradisi.

Norma Sosial dan Nilai Gotong Royong: Agama sebagai Dasar Kehidupan Sosial Masyarakat

Di Lombok, agama bukan hanya menjadi pedoman dalam kehidupan pribadi, tetapi juga mengatur norma sosial yang memperkuat nilai-nilai gotong royong, yang merupakan inti dari budaya Sasak. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Lombok menerapkan prinsip  "paseduluran"  (persaudaraan) yang kuat. Ini tercermin dalam praktik sosial yang mengutamakan kerjasama antar umat beragama. 

Agama menjadi dasar untuk mempererat hubungan sosial, baik di antara umat Islam maupun Hindu, yang sering kali bekerja bersama dalam proyek-proyek komunitas, seperti pembangunan masjid, pura, atau infrastruktur desa. Keberagaman agama di Lombok justru semakin memperkaya budaya gotong royong yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat.

Kesimpulan: 

Integrasi agama dan budaya di Lombok merupakan contoh nyata dari keharmonisan antara tradisi lokal dan keyakinan agama yang berbeda. Islam, Hindu, dan kepercayaan lokal Sasak tidak hanya hidup berdampingan, tetapi juga saling memperkaya dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. 

Dari upacara adat hingga seni, arsitektur, dan norma sosial, agama dan budaya di Lombok tidak dapat dipisahkan, melainkan membentuk satu kesatuan yang memperkaya identitas budaya pulau ini. Melalui pemahaman dan penerimaan akan keberagaman agama dan budaya, masyarakat Lombok berhasil menciptakan harmoni sosial yang unik, menjadikan pulau ini sebagai contoh yang kaya akan toleransi dan integrasi budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun