- Kohe Ayam/Kambing/Sapi         500 Gram
- Kapur                              200 Gram
- Molase                              20 ml
- Baking Soda                         1 Botol
- Garam Grosok                      100 Gram
- Garam Inggris                       30 Gram
- Borax                                30 Gram
- Urea                                 10 Gram
- NPK Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 10 Gram
- Tsp, Sp36, Fertipos                  10 Gram
- Urine Kambing/Sapi/Kelinci         10 Liter
- Bacillus Sp, Nitrisomonas            20 ml
- Trieoderma, Gliocodium, Micor 122 Â 10 Gram
Bahan-bahan tersebut lalu diolah seperti berikut:
- Siapkan semua bahan
- Masukan kohe kambing ke karung dan masukan ke timba
- Masukan urin kambing
- Masukan kapur
- Masukan molase
- Masukan garam grosok
- Masukan garam Inggris, boran atau borax
- Masukan urea
- Masukan TSP/SP36/FERTIPOS
- Kemudian, aduk secara merata
- Lalu, pasang aerator selama 5 menit
- Matikan aerator
- Masukkan backing soda
- Masukkan Bacillus Sp
- Masukkan Tricoderma
- Lalu, aduk secara merata
- Kemudian, aerator 2 x 24jam
Semua proses pembuatan Nitrobacter akan terjadi anaerob. Untuk memastikan Nitrobacter telah matang dapat dilihat dengan perubahan pada warna dan bau. Nitrobacter yang matang akan mengeluarkan bau tidak sedap. Jika sudah matang maka Nitrobacter dapat diaplikasikan kedalam tanah.
Kegiatan pembuatan Nitrobacter pembenah tanah dilaksanakan di Desa Papungan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar selama 2 bulan mulai dari persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Objek dari kegiatan ini adalah para kelompok tani, sehingga perlu penyuluhan sebelum pembuatan nitrobacter. Petani sangat antusias dengan adanya kegiatan ini. Mereka akan mencoba membuat nitrobakter dengan bahan bahan yang ada di sekitar mereka.
Monitoring hasil pembuatan nitrobacter juga telah dilakukan. Hasil Nitrobacter telah dilakukan aerator selama 48 jam, kemudian sampel diambil sekitar 15 liter untuk dianalisis. Nitrobacter tersebut langsung diaplikasikan oleh petani sebelum melakukan penanaman di sawah. Pengukuran Ph tanah semula kurang dari 7 setelah pemberian nitrobacter dengan waktu terhitung 2 x 24 jam Ph tanah naik ke angka 7 atau netral. Sehingga tanah tersebut dinyatakan baik untuk proses penanaman.
Harapannya kegiatan pembuatan Nutrisi seperti ini dapat bermanfaat dan berguna bagi petani dan masyarakat sekitar, sehingga para petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan Kembali menggunakan pupuk organik.
#UNTAGSURABAYA