[caption id="attachment_166342" align="alignleft" width="284" caption="Rumah Puisi Taufiq Ismail"][/caption] Oleh Muhammad Subhan Rumah Puisi Taufiq Ismail Aie Angek, Sumatera Barat tahun ini kembali mengundang sastrawan tamu sebagai program rutin tahunan sejak rumah itu berdiri pada tahun 2008. Kali ini, sastrawan tamu yang diundang adalah Prof. Dr. Berthold Damshäuser dari Bonn University, Jerman. Berthold Damshäuser akan berada di Rumah Puisi dari tanggal 9-11 Maret 2012 dan bermalam di Rumah Sastrawan Tamu. Pada kunjungan perdananya itu, Berthold Damshäuser akan tampil sebagai pembicara Ceramah Sastra dengan judul “Pertukaran Sastra Jerman-Indonesia”, Sabtu 10 Maret 2012 di Rumah Puisi. Usai ceramah, Berthold bersama sastrawan dan penyair-penyair Sumatra Barat akan membaca puisi-puisi Jerman dengan terjemahan Indonesia. Dijadwalkan pula, Berthold Damshäuser berbicara di hadapan 30an siswa sanggar sastra binaan Rumah Puisi pada Jumat (9/3) sore guna berbagai cerita dan pengalaman kepada siswa. Berthold Damshäuser, lahir di Wanne-Eickel (Jerman) pada tanggal 8 Februari 1957. Belajar sastra Jerman dan sastra Indonesia di Universitas Köln. Tamat pada tahun 1983 dengan tesis tentang pengarang Indonesia Trisno Sumardjo. Pada tahun 1984 studi pascasarjana (Sastra Indonesia dan Sastra Jawa) di Universitas Indonesia dalam rangka darmasiswa Pemerintah RI Di UI pula ia menjadi dosen tamu di Jurusan Jerman (1985). Sejak 1986 mengajar Sastra dan Bahasa Indonesia di Seminar für Orientalische Sprachen (SOS) Universitas Bonn. Editor Orientierungen, majalah mengenai kebudayaan Asia yang salah satu fokusnya adalah Sastra Indonesia. Penerjemah puisi dan penyunting beberapa antologi puisi Indonesia dalam bahasa Jerman serta antologi puisi Jerman dalam bahasa Indonesia. Juga giat sebagai resitator puisi. Dalam hubungan ini dia bekerjasama dengan pemusik Jerman, Peter Habermehl, mendirikan Duo: Wort+Klang (“Duo: Kata+Nada”). Kelompok ini pernah tampil di TIM Jakarta pada tahun 1998. Berthold Damshäuser tinggal di Bonn, Jerman, bersama istrinya Dian Apsari dan anak-anaknya Ayuningtyas dan Satria Tristan. Sepanjang 2008-2012, Rumah Puisi Taufiq Ismail telah mengundang 22 sastrawan tamu. Mereka adalah D. Zawawi Imron (Madura), Ahmad Tohari (Purwokerto), Acep Zamzam Noor (Tasikmalaya), Joni Ariadinata (Yogyakarta), Jamal D. Rahman (Jakarta), Maman S. Mahayana (Jakarta), Cecep S. Hari (Bandung), Wan Anwar (Banten), Ahda Imron (Bandung), Agus R. Sarjono (Jakarta), Aspar Paturusi (Makassar), Iman Soleh (Bandung), Rayani Sriwidodo (Jakarta), Abidah el-Khalieqy (Yogyakarta), Nenden Lilis A (Bandung), A. Rahim Qahhar (Medan), Hasan Al-Banna (Medan), Suratman Markasan (Singapura), Ajip Rosidi (Jakarta/Pabelan), Siti Zainon Ismail (Malaysia), Ali Audah (Bogor) dan Emha Ainun Nadjib (Yogyakarta). (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H