Kekalahan Spanyol atas Brazil di Final Piala Konfederasi 2013 memang mengejutkan dan mengundang banyak pertanyaan. Hal tersebut karena banyak kalangan dan bursa taruhan menjagokan Spanyol mampu menghempaskan tim samba degan mudah. Selain karena faktor juara dunia juga karena Spanyol adalah peringkat pertama FIFA dan Brazil sebagai lawannya hanya menempati peringkat 22. Tren yang menurun di tim yang diasut oleh Filipe scolari pra piala konfederasi ini membuat banyak media kurang menjagokan Brazil untuk merengkuh gelar juara.
Tim matador nyaris tak berdaya menghadapi gempuran tim yang dipunggawai gelandang Chelsea, Oscar. Serangan bertubi-tubi dari sayap yang dilakukan oleh Pedro dan Juan mata selalu berhasil dimentahkan barisan pertahanan tim samba. Salah satunya peluang emas pinalti yang di algojoi oleh Sergio Ramos hanya menluncur ke samping gawang Julio Cesar. Juga tembakan Pedro yang bisa ditepis oleh mantan kiper Inter milan tersebut.
Margin kekalahan 3-0 merupakan hasil yang sangat tak terduga bagi Spanyol. Brazil tampil sangat baik dalam pertandingan tersebut dengan mengandalkan trisula maut Neymar,Fred dan Hulk. Fred menjadi bintang dalam laga tersebut dengan mencetak dua gol dan sisanya dicetak Neymar. Dengan hasil tersebut maka Brazil berhasil mempertahankan gelar Piala Konfederasi selama tiga kali berturut-turut atau hattrick gelar. Apakah kegagalan Spanyol menjadi sinyal bahwa tiki-taka telah punah?. Atau memang ini era kebangkitan tin selecao bersama pemain-pemain mudanya?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H