Pendidikan yang notabene adalah aspek fundamental dalam proses pencerdasan anak bangsa tentu memiliki peran penting dalam masa depan Republik ini. Tak dapat disangsikan bahwa pendidikan bukan hanya sebuah formalitas seorang putra/I bangsa. Pendidikanmenjadi sebuah alat untuk menciptakan manusia yang lebih berintelektual dan bermoral. Dengan kenyataan tersebut pendidikan wajib menjadi perhatian penting. Terutama oleh pemerintah yang dalam UUD 1945 telah menjamin masyarakat mendapatkan hak untuk mengakses pendidikan. Namun apakah memang sudah seperti itu?
Sebagai seorang yang awam saya hanya menyaksikan banyak bocah kurus tak sekolah, anak kecil mengamen dan mengemis, dan pendidikan yang tak merata di segala lapisan masyarakat.Jadi dimanakah keadilan untuk kaum proletar yang seharusnya mendapat akses pendidikan? apakah pendidikan terlalu utopis untuk dapat mereka nikmati. Ataukah pendidikan hanya menjadi alat pendunguan masyarakat kelas bawah secara sistemik?. Menurut APBN 2012 saja anggaran yang dikeluarkan untuk pendidikan mencapai angka Rp 268,6 triliun atau 20,2 % dari total APBN. Namun dengan anggaran sebesar itu nyatanya masih jelas terlihat kesenjangan dalam mengakses pendidikan.
Tentu dengan jumlah sebesar itu menjadi hal yang menggiurkan untuk para tikus berdasi beraksi memakan sepotong kue anggaran pendidikan. Menurut Lembaga pengawas korupsi, Indonesia Corruption Watch (ICW), kasus korupsi di bidang pendidikan Indonesia telah merugikan negara hingga Rp139 miliar. Menurut data ICW, diduga terjadi 40 kasus korupsi sepanjang 2012. Hal yang sangat merugikan plus memalukan karena mengingat pendidikan adalah untuk masa depan bangsa. Jadi mau dibawa kemana pendidikan Indonesia kalau anggarannya saja sudah disunat?.
Pendidikan bagi para setan rakus bernama koruptor adalah lahan yang basah untuk digarap. Lahan yang sangat enak untuk makin membuncitkan perut mereka dengan pundi-pundi uang rakyat.Karenaketika hati nurani sudah tergadai dengan harta dan kekuasaan, maka kerakusan dan nafsu iblis yang dikedepankan. Alhasil kembali rakyat yang menjadi korban. (AkbarWibowo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H