Mohon tunggu...
Muhammad Solihin Akbar Wibowo
Muhammad Solihin Akbar Wibowo Mohon Tunggu... -

Tak perlu saling mencerca karena setiap manusia bisa berbuat kesalahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wawancara Imajiner: Haji Misbach Sang Haji Komunis

26 Maret 2013   12:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:11 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13642749491784963090

Sebagai seorang mubalih yang berlatar pendidikan pesantren beliau tidak cukup dikenal dikalangan pergerakan masa penjajahan. Dibandingkan dengan tokoh sezamannya seperti, Tjokroaminoto atau Soekarno. Dalam rekam jejak hidupnya Misbach sangat kontra terhadap segala bentuk Kolonialisme dan Kapitalisme yang menindas kaum proletar. Oleh sebab itu beliau mulai terlibat menjadi aktivis pergerakan sekaligus mubaligh. Sebenarnya apa yang melatarbelakangi beliau terjun ke aktivitas pergerakan?. Pemikiran dancara seperti apa yang beliau gunakan untuk berjuang melawan penjajahan?. Oleh karena itu kita coba hubungkan keadaan atau situasi yang membentuk pola pikir dan bertindaknya dengan keadaan kekinian.

Siapakah Anda ?

Nama saya Haji Moehammad Misbach, tapi itu nama setalah saya menunaikan ibadah haji. Saat dilahirkan tahun 1876 di Kauman, Surakarta nama saya adalah Achmad. Lalu setelah menikah sempat berganti menjadi Darmodiprono dan sekarang anda bisa memanggil saya Misbach. Ya, saya hidup di era kekejaman kolonialisme Belanda kala itu.

Mengapa anda memilih menjadi aktivis pergerakan?

Karena kebencian saya terhadap kolonialisme dan kapitalisme di masa itu yang menindas rakyat pribumi. Sehingga menggerakan saya untuk menjadi aktivis pergerakan yang menentang segala bentuk kolonialisme dan kapitalisme sekaligus menjadi mubaligh juga.

Bagaimana cara anda untuk melakukan perlawanan tersebut?

Saya mendirikan beberapa surat kabar untuk menjadi media propaganda seperti media Medan Moeslimin tahun 1915 dan Islam Bergerak tahun 1917. Saat saya melakukan propaganda terhadap pemerintah Belanda, tidak lupa mengutip ayat-ayat Al-Quran.

Anda dikenal sebagai orang yang berwatak revolusioner,apakah hal tersebut mempengaruhi cara bertindak anda?

Ya,tentu sebagai bukti saya pernah terlibat dalam barbagai macam demo maupun aksi pemogokan. Seperti demo pemogokan kaum tani di Klaten. Dan pemogokan yang paling besar terjadi di Nglungge. Peristiwa itu terjadi sebelum tahun 1920 dan saya saat itu tergabung di organisasi Sarekat Hindia.

Anda juga dikenal sebagai orang yang senang berorganisasi,organisasi apa saja ?

Sebelum tahun 1915 saya aktif di organisasi TKNM(Tentara Kanjeng Nabi Muhamad) dan saya juga mendirikan perkumpulan SATV(Sidik Amanah Tabligh Vatonah). Selain itu saya sempat bergabung dengan Sarekat Hindia serta muhammadiyah. Setelah itu pada Mei 1923, saya bergabung dengan PKI/SI Merah yang berganti menjadi PKI(Partai Komunis Indonesia).

Mengapa anda memilih masuk ke PKI (Partai Komunis Indonesia)?

Saya ingin membicarakan bahwa ada pertalian yang sangat mendasar antara Islam dan Komunisme.Sehingga saya memilih bergabung dengan PKI yang menurut saya bisa menjadi wadah perjuangan yang sesuai dengan cita-cita saya yaitu memperjuangkan keadilan bagi kaum jelata.

Memang organisasi Islam yang pernah anda ikuti tidak sesuai dengan cita-cita anda?

Menurut saya Organisasi Islam saat itu terutama SI(Sarekat Islam) dan Muhammadiyah mandul. Hal itu karena mereka bersikap kooperatif dengan pemerintah. Sehingga komunislah yang mampu bersikap radikal dan antikooperatif dengan pemerintah kolonial. Dan hal tersebut yang sesuai dengan pemikiran dan cara bertindak saya.

Lalu dalam karya-karya anda sering memaparkan tentang Islam yang sejati, mengapa?

Pada masa itu saya ingin menyindir orang-orang munafikyang menjadikan Islam sebagai tameng untuk menutupi ketakutannya dan memperkaya diri sendiri melalui tulisan saya. Saya juga menjelaskan tentang perbedaan tentang muslim dan munafik secara tajam dan terperinci. Hal ini saya lakukan agar umat Muslim mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh Islam sejati.

Terakhir apa pesan anda kepada generasi saat ini?

Seperti slogan lama saya“Jangan takut”. Maksudnya adalah takutlah hanya kepada Allah, karena tidak ada yang berarti kecuali perintah Allah dan pesan saya adalah, “Jadilah manusia, jangan kehilangan kemanusiaan”. Dalam arti manusia harus memanusiakan manusia dalam kehidupannya.

Sebagai tokoh pergerakan di masa kolonial H.M Misbach beberapa kali ditangkap dan dipenjarakan, bahkan sempat dibuang oleh pemerintah Hindia Belanda karena aksi revolusionernya saat itu. H.M Misbach tutup usia di tempat pembuangan pada tanggal 24 Mei 1924 karena penyakit malaria yang dideritanya. Karena keberanian beliau dalam melawan kekuasaan kolonial, Tjipto Mangunkusumo melukiskan Misbach sebagai “seorang ksatria sejati”. Misbach adalah pejuang yang semata-semata memenuhi kewjibannya sebagai makhluk Tuhan. (Musolihin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun