Tuhan, teganya dirimu padaku. Sekali lagi aku bertanya padamu. "Mana rahman dan rahimmu?, katanya engkau dzat yang maha pengasih? katanya engkau dzat yang penyayang? Mengapa engkau ciptakan aku di dunia ini jika hidupku tak berguna dan tak dapat bebas menikmati indahnya dunia.
*****"*
Entah mengapa, malam ini jantungku berdebar kencang. Perasaanku tidak tenang. Seakan ada suatu pertanda buruk yang akan terjadi pada diriku esok.
Esok hari pun tiba, apa yang aku khawatirkan terjadi juga pagi ini.
Diawal pagi, tak sengaja aku masuk kamar mandi yang pintunya terbuka setengah. Baru beberapa menit aku berada disana. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki menuju kamar mandi.
Oh..! Tante Rika rupanya. Ia masuk ke kamar mandi dengan berpakaian setengah telanjang dada. Tubuhnya indahnya hanya dibalutan handuk biru yang membungkus tubuh sintalnya.Â
Ketika tante Rika hendak membuka handuk biru itu. Tanpa sengaja ia melihatku. Tante cantik berkulit putih itu bereriak sejadi-jadinya memanggil suaminya.
"Ayah...ayah.....sini ayah"
"Ada kecoa..ayah. Cepat ayah...ada kecoa"
Tante Rika melompat menjaga jarak dariku. Sepertinya ia jijik melihat penampilanku. Hampir saja handuk yang menutupi tubuhnya terlepas. Untung saja dengan sigap ia memegang handuk biru itu. Aku pun menjadi panik dan takut sekali. Tidak lama kemudian, lelaki bertubuh besar datang membawa balok kayu ukuran 5x5 cm hendak meremukan kepalaku. Aku yakin lelaki itu suami tante Rika.
Syukurlah aku punya pengalaman bagaimana cara menghindar saat diserang orang. Dengan sigap aku jatuhkan tubuh kecilku, lalu berlari sekuat tenaga kedalam lubang pembuangan air kamar mandi.
