Tentu kalian masih ingat judul lagu “Nenekku Pahlawanku” yang dipopulerkan oleh Wali band di tahun 2011. Ternyata judul lagu itu tidak relevant bagi siswa yang tinggal bersama kedua orang tuanya tidak bersama neneknya di masa pandemi Covid – 19 ini.
Emang hubungannya apa, lirik lagu Wali Band dan pandemi Covid-19?
Akibat Corona Virus Disease (Covid-19) ini, berbagai aktivitas kehidupan banyak dilakukan di rumah. Keberadaan virus ini mengungkung kehidupan penghuni bumi.
Masyarakat tidak berani keluar rumah lantara takut terpapar virus yang konon mematikan itu. Tak pelak, banyak orang merasa mendadak mendapat beban tambahan dalam kehidupan. Mereka harus bertahan memenuhi kebutuhan sehari-hari saat perekonomian semakin lesu.
Semua sektor kehidupan mengalami perubahan. Tidak terkecuali dunia pendidikan. Pemerintah mengambil kebijakan untuk meliburkan para siswa belajar secara formal di sekolah. Maka solusi pemerintah adalah memindahkan proses belajar mengajar dari sekolah ke rumah. “Belajar Dari Rumah (BDR)”.
Terbitnya surat edaran dari mas menteri pendidikan dan kebudayaan (Nadiem Makarim) No.4 Maret 2020 mengatur pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Disease. Upaya ini dilakukan pemerintah untuk pembatasan fisik (physical distance) bertujuan memutus mata rantai penyebaran virus Corona di negeri ini.
Diawal penerapan belajar dari rumah tentu disambut dengan suka cita oleh siswa, guru dan orang tua. Siswa merasa senang mempunyai waktu longgar untur liburan dirumah bisa banyak bermain. Guru merasa bahagia bisa punya waktu libur panjang tidak mengajar secara rutin di sekolah dan para orang tua merasa tidak di repotkan mengantar-jemput anak mereka ke sekolah.
Namun, berjalanya waktu, ternyata belajar dari rumah menimbulkan permasalahan baru, baik bagi siswa, guru, dan orang tua. Para siswa merasa tidak nyaman belajar dengan sistem jarak jauh, karena mereka tidak dapat berinteraksi langsung dengan guru. Mereka juga merasa tertekan dengan begitu banyak tugas-tugas yang dijejali dari sekolah.
Pihak guru pun merasa kebingungan, bagaimana cara mengajar dengan sistem dalam jaringan (daring) yang baik dan benar. Tak ayal yang dilakukan oleh guru hanya memberi tugas menggunakan via SMS atau WA tanpa memberikan penjelasan materi ajar, di awal penerapan sistem belajar dari rumah banyak para guru yang gagap teknologi.
Dari pihak orang tua pun mengalami kendala yang sama karena harus menghabiskan waktu untuk mendampingi anak mereka belajar di rumah.
Apakah belajar dari rumah effektif?