Mohon tunggu...
Muhammad Soleh Hapudin
Muhammad Soleh Hapudin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis Buku-Buku Pendidikan Nasional, taplink.cc/solehhapudin_educationcenter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Litbang MUI Kota Tangerang Gelar FGD Membangun Kota Tangerang sebagai Destinasi Wisata dan Budaya

12 September 2024   16:57 Diperbarui: 12 September 2024   17:01 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis Dr H. Muhammad Soleh Hapudin, M.Si ( Ketua LITBANG MUI Kota Tangerang)Kota Tangerang, sebagai salah satu kota yang berkembang di Indonesia, memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata religi dan budaya. Keberagaman budaya, sejarah, dan nilai-nilai religius yang ada di kota ini memberikan peluang untuk menarik wisatawan domestik dan internasional. Namun, untuk mewujudkan visi tersebut, pendekatan yang tepat dalam pembangunan infrastruktur dan pengelolaan wisata sangat diperlukan. 

Salah satu pendekatan yang relevan adalah Social Return on Investment (SROI), yang menekankan pada nilai sosial dari setiap investasi yang dilakukan. SROI adalah metode untuk mengukur dan mengevaluasi dampak sosial dari suatu investasi. Pendekatan ini tidak hanya mempertimbangkan keuntungan finansial, tetapi juga manfaat sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkan dari suatu proyek investasi.
me
Pada hari Kamis, 12 September 2024, Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan (Litbang) MUI Kota Tangerang menggelar Kegiatan  Focus Discussion Group (FDG) dengan tujuan untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan kota ini sebagai destinasi wisata religi dan budaya. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, Bpk H.Syamsuddin MM Kepala Kantor Kementerian Agama (KEMENAG) Kota Tangerang, Perwakilan SATPOL PP, PT TNG Global, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta perwakilan MUI se-Kota Tangerang. 

Tangerang memiliki beragam situs religi, seperti masjid, gereja, vihara, dan pura yang mencerminkan keragaman agama dan budaya. Di samping itu, berbagai festival budaya dan tradisi lokal juga menjadi daya tarik tersendiri. Namun, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan, dan perlu adanya sinergi antara berbagai pihak untuk mengembangkan dan mempromosikan destinasi ini secara efektif.

Pembangunan sarana manasik haji di Asrama Haji Kota Tangerang merupakan langkah strategis untuk menjadikan kota ini sebagai salah satu destinasi wisata religi yang menarik.Asrama Haji Kota Tangerang memiliki potensi besar untuk menjadi pusat manasik haji yang terintegrasi. Fasilitas yang ada dapat dimanfaatkan untuk pelatihan, seminar, dan kegiatan sosial yang mendukung persiapan jamaah. Dengan lokasi yang strategis dan aksesibilitas yang baik, asrama haji ini dapat menjangkau masyarakat luas.Pembangunan sarana manasik haji yang modern dan memadai di Asrama Haji Kota Tangerang dapat menciptakan daya tarik yang signifikan bagi potensi wisata religi.

Tujuan Focus Discussion Group, antara lain : Pertama. Mengidentifikasi potensi dan tantangan dalam pengembangan wisata religi dan budaya di Tangerang. Kedua. Menyusun rencana aksi untuk mengembangkan infrastruktur dan promosi. Ketiga. Membangun kolaborasi antara pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi bersama.Acara FGD oleh KH Drs. Abdullah Thalib, MM Wakil Ketua Umum MUI Kota Tangerang, yang menyampaikan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam upaya membangun kota sebagai destinasi wisata. Beliau menekankan bahwa wisata religi dan budaya tidak hanya dapat meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat kerukunan antarumat beragama. 

Dalam Laporannya Ketua Komisi Litbang MUI Kota Tangerang Dr H. Muhammad Soleh Hapudin, M.Si menyampaikan bahwa kegiatan ini tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang diikuti oleh Perwakilan MUI se-Kota Tangerang beberapa bulan lalu, dan banyak potensi Kota Tangerang untuk didorong menjadi Kota destinasi Religi dan Budaya.

Tangerang dikenal sebagai salah satu kota dengan populasi yang beragam, termasuk komunitas Muslim, Kristen, Hindu, dan Buddha. Beberapa tempat ibadah yang signifikan, seperti Masjid Agung Al-Azhom, Gereja Santa Clara, dan Vihara Bodhi Dharma, dapat menjadi titik fokus dalam pengembangan wisata religi. Masyarakat bisa diajak untuk mengadakan tur yang mengedukasi pengunjung tentang praktik keagamaan yang berbeda serta mengedepankan toleransi antarumat beragama. 

Selain itu, kegiatan seperti festival keagamaan, seminar, dan pengajian terbuka bisa diadakan untuk menarik lebih banyak pengunjung. Dengan mengadakan acara-acara tersebut, Tangerang dapat menunjukkan keragaman budaya dan tradisi yang ada, serta menciptakan suasana yang ramah bagi semua pengunjung.

Membangun Kota Tangerang sebagai destinasi wisata religi dan budaya melalui pendekatan Social Return on Investment adalah langkah strategis yang dapat memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dengan mengedepankan nilai-nilai sosial dalam setiap investasi, Tangerang tidak hanya akan menjadi tujuan wisata yang menarik, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun