Mohon tunggu...
Muhammad Soleh Hapudin
Muhammad Soleh Hapudin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis Buku-Buku Pendidikan Nasional, taplink.cc/solehhapudin_educationcenter

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masa Depan Teknologi dan Kapitalisasi Pendidikan

15 Juli 2024   12:01 Diperbarui: 15 Juli 2024   12:16 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Proses Perkuliahan/dokpri

Penulis  Dr HMuhammad Soleh Hapudin, M.Si (Dosen Universitas Esa Unggul/Ketua Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (FORSILADI)Provinsi Banten

Pada abad ke-21 ini, kita telah menjadi saksi terhadap transformasi yang terjadi dalam lanskap pendidikan akibat perkembangan teknologi digital. Kapitalisme digital, yang ditandai dengan dominasi platform-platform teknologi raksasa, telah berdampak signifikan terhadap cara kita memandang dan menerapkan proses pengajaran dan pembelajaran

Di era digital ini, kapitalisasi digital telah menjadi fenomena yang tak terelakkan di berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Istilah ini mengacu pada pemanfaatan teknologi digital untuk menghasilkan keuntungan finansial. Dalam konteks pendidikan, kapitalisasi digital dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti platform edukasi berbayar, penjualan data pendidikan, dan penempatan iklan di platform edukasi.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap pendidikan secara drastis. Kemudahan akses informasi, media pembelajaran digital, dan tools kolaborasi online telah membuka peluang bagi lembaga pendidikan untuk memperluas jangkauan dan menjangkau pasar yang lebih luas. 

Hal ini memicu terjadinya kapitalisasi pendidikan dengan beberapa cara, diantaranya kapitalisme digital telah membuka pintu bagi pendidikan online dan jarak jauh, memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Program-program online yang ditawarkan oleh universitas ternama memungkinkan siswa yang tidak dapat menghadiri kelas secara fisik untuk tetap mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi. Ini terutama penting bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan fisik

Teknologi telah menjadi bagian integral dari ruang kelas era digital. Penggunaan alat seperti proyektor, tablet, dan komputer telah mengubah cara guru menyampaikan materi. Misalnya, PowerPoint dan software presentasi lainnya memungkinkan guru untuk membuat pelajaran yang lebih menarik dan interaktif. Selain itu, internet memberikan akses ke sumber daya pendidikan yang tak terbatas, mulai dari video pendidikan hingga artikel ilmiah, yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pelajaran.

Salah satu pengaruh utama kapitalisme digital dalam pendidikan adalah transformasi dalam metodologi pembelajaran. Konten-konten pembelajaran yang sebelumnya terbatas pada ruang kelas fisik kini dapat diakses secara daring, memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan terjangkau. 

Teknologi digital juga telah memengaruhi metode pengajaran di dalam kelas. Penggunaan perangkat elektronik, seperti tablet dan laptop, memungkinkan pengajar untuk mengintegrasikan konten multimedia, simulasi, dan alat-alat interaktif ke dalam proses pembelajaran

Kemajuan teknologi telah menjadi katalisator dan penggerak utama dari kapitalisasi pendidikan. Melalui berbagai inovasi dan solusi digital, lembaga pendidikan dapat memperluas jangkauan, meningkatkan efisiensi, serta menawarkan produk dan layanan yang dapat dimonetisasi. Namun, kapitalisasi pendidikan yang dipicu oleh teknologi juga membawa sejumlah implikasi dan tantangan yang perlu disikapi dengan bijak.

Ke depannya, diperlukan upaya kolektif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, untuk memastikan bahwa teknologi dimanfaatkan secara seimbang guna meningkatkan akses, kualitas, dan pemerataan pendidikan, serta menjaga nilai-nilai luhur pendidikan. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat yang mendorong kemajuan pendidikan, bukan sekadar komoditas untuk dikapitalisasi.

Untuk mewujudkan potensi positif kapitalisme digital dalam pendidikan, dibutuhkan upaya kolaboratif antara lembaga pendidikan, pemerintah, pemangku kepentingan, dan industri teknologi. Keseimbangan yang tepat antara inovasi dan tanggung jawab sosial, serta kebijakan yang melindungi integritas proses pembelajaran, akan menjadi kunci dalam memanfaatkan kapitalisme digital demi kemajuan yang lebih merata dan berkelanjutan dalam dunia pendidikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun