Mohon tunggu...
Muhammad Soleh Hapudin
Muhammad Soleh Hapudin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis Buku-Buku Pendidikan Nasional, taplink.cc/solehhapudin_educationcenter

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PGSD Universitas Esa Unggul Melihat Lebih Dekat Pendidikan Anak Kebutuhan Khusus Tuna Grahita

11 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 11 Juli 2024   17:44 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Kegiatan Obsservasi Mahasiswa PGSD Univ Esa Unggul Ke Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Dokpri

Pendidikan inklusif telah menjadi topik yang semakin penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Salah satu aspek penting dari pendidikan inklusif adalah pemahaman dan penanganan yang tepat terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), termasuk mereka yang menyandang tuna grahita. Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pengalaman langsung, sekelompok mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Esa Unggul Kampus Harapan Indah Bekasi yang mengambil Mata Kuliah ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) , melakukan kunjungan ke Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)) Taman Impian Hati Bunda di Cakung, Jakarta Timur. 

Sekolah Taman Impian Hati Bunda Cakung adalah salah satu institusi pendidikan yang berfokus pada anak-anak dengan kebutuhan khusus, khususnya tuna grahita. Tuna grahita, atau disabilitas intelektual, adalah kondisi di mana individu memiliki keterbatasan dalam fungsi intelektual dan adaptif yang muncul sebelum usia 18 tahun. Sekolah ini menyediakan lingkungan yang aman dan suportif bagi siswa dengan tuna grahita untuk belajar dan berkembang sesuai dengan kemampuan mereka. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan wawasan praktis kepada Mahasiswa/PGSD  tentang pendidikan khusus, terutama bagi anak-anak dengan tuna

Kunjungan ini melibatkan berbagai aktivitas yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa. Beberapa aktivitas tersebut antara lain: Pertama, Observasi Kelas , Mahasiswa melihat langung masa MPLs  dan mahasiswa diajak untuk mengamati proses belajar mengajar di kelas-kelas yang ada di sekolah. Observasi ini memungkinkan mahasiswa untuk melihat langsung bagaimana guru merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa tuna grahita. Mereka juga dapat mengamati interaksi antara guru dan siswa serta antar siswa itu sendiri. Kedua, Sesi Interaktif dengan Siswa
Mahasiswa diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan siswa melalui kegiatan-kegiatan yang telah disiapkan, seperti bermain, bernyanyi, dan bercerita. Interaksi ini membantu mahasiswa untuk memahami lebih dalam tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan anak-anak tuna grahita.

photo bersama Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah Taman Impian Hati Bunda Cakung (Dokpri)
photo bersama Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah Taman Impian Hati Bunda Cakung (Dokpri)

Kunjungan ini merupakan bagian dari program studi lapangan yang dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa/i PGSD Universitas Esa Unggul  pada realitas pendidikan khusus di Indonesia. Sebagai calon pendidik, penting bagi mereka untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang berbagai kebutuhan belajar siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Tuna grahita, yang ditandai dengan keterbatasan fungsi intelektual dan perilaku adaptif, memerlukan pendekatan pengajaran yang khusus dan terencana.

Kunjungan mahasiswa PGSD ke SLB Taman Impian Hati Bunda di Cakung merupakan langkah penting dalam mempersiapkan calon guru untuk menghadapi tantangan pendidikan inklusif. Pengalaman ini memberikan wawasan berharga tentang realitas pendidikan anak tuna grahita dan memperluas pemahaman mahasiswa tentang keberagaman dalam pendidikan.

Melalui interaksi langsung, observasi, dan diskusi, mahasiswa tidak hanya belajar tentang metode pengajaran dan strategi pengelolaan kelas, tetapi juga mengembangkan empati dan kepekaan terhadap kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Pengalaman ini diharapkan akan membantu mereka menjadi pendidik yang lebih inklusif dan efektif di masa depan.

Kunjungan ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak - pendidik, terapis, orang tua, dan masyarakat - dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung bagi anak-anak tuna grahita. Ini menunjukkan bahwa pendidikan inklusif bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi merupakan upaya bersama seluruh masyarakat.

Akhirnya, kunjungan ini membuka mata mahasiswa terhadap potensi dan kemampuan anak-anak tuna grahita. Mereka melihat bahwa dengan dukungan yang tepat, anak-anak ini dapat berkembang dan mencapai potensi mereka. Ini memperkuat komitmen mereka untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan di Indonesia.

Dengan pengalaman ini, diharapkan generasi pendidik masa depan akan lebih siap menghadapi tantangan pendidikan inklusif dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun