Mohon tunggu...
Muhammad Sirwan
Muhammad Sirwan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendamping Satuan Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan

Penggiat Literasi Dunia Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Kesehatan Mental dan Reproduksi:Solusi Efektif Mencegah Pelanggaran dan Pergaulan Bebas di Kalangan Siswa

15 Januari 2025   18:30 Diperbarui: 15 Januari 2025   16:25 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pergaulan bebas dan pelanggaran perilaku di kalangan siswa menjadi isu yang semakin memprihatinkan di dunia pendidikan. Sebagai bagian dari proses pendidikan yang holistik, pengelolaan kesehatan mental dan reproduksi di sekolah sangat penting untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu mereka menghindari dampak negatif pergaulan bebas dan perilaku menyimpang lainnya. Dalam upaya menanggulangi masalah ini, pelatihan kesehatan mental dan reproduksi bisa menjadi solusi efektif yang harus diintegrasikan dalam anggaran pendidikan, terutama pada Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) tahun 2025.

1. Urgensi Pelatihan Kesehatan Mental dan Reproduksi

Kesehatan mental yang baik adalah fondasi bagi perilaku siswa yang sehat dan bertanggung jawab. Sebaliknya, stres, kecemasan, dan masalah emosional lainnya sering kali memicu siswa untuk mengambil keputusan yang salah, termasuk terlibat dalam pergaulan bebas dan tindakan pelanggaran. Pelatihan kesehatan mental membantu siswa mengidentifikasi dan mengelola emosi mereka, serta mengajarkan cara menghadapi tekanan sosial secara sehat.

Di sisi lain, pendidikan tentang kesehatan reproduksi memberikan informasi yang penting mengenai perubahan fisik dan emosional yang dialami oleh remaja. Ini juga mencakup pencegahan penyakit menular seksual, kehamilan tidak diinginkan, serta pemahaman tentang hak dan tanggung jawab dalam hubungan seksual. Ketidaktahuan atau pemahaman yang salah tentang isu-isu ini sering kali berujung pada perilaku yang merugikan.

2. Pelatihan sebagai Langkah Pencegahan

Pelatihan yang mencakup kedua aspek ini dapat mengantisipasi pergaulan bebas dengan memberikan siswa keterampilan hidup yang lebih baik, seperti cara menghadapi godaan atau tekanan dari teman sebaya, serta cara berkomunikasi secara terbuka tentang perasaan dan kebutuhan mereka. Dengan memahami dan menghargai kesehatan mental dan reproduksi, siswa akan lebih cenderung untuk membuat keputusan yang sehat dan bertanggung jawab, menghindari tindakan yang dapat merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain.

3. Peran Pendidikan dan Penganggaran dalam Implementasi Pelatihan

Untuk mencapai tujuan tersebut, pelatihan kesehatan mental dan reproduksi harus dijadikan prioritas dalam perencanaan anggaran pendidikan di RKAS tahun 2025. Dana yang dialokasikan untuk pelatihan ini dapat digunakan untuk menyusun kurikulum, pelatihan untuk guru dan konselor, serta kegiatan penyuluhan bagi siswa. Dengan adanya anggaran yang memadai, sekolah dapat mengundang ahli kesehatan mental dan reproduksi untuk memberikan pelatihan langsung kepada siswa dan staf pendidikan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman serta penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan reproduksi yang sehat.

Selain itu, anggaran tersebut juga dapat digunakan untuk menyediakan fasilitas yang mendukung pelatihan, seperti ruang konsultasi yang nyaman dan sumber daya informasi yang dapat diakses siswa kapan saja. Sekolah juga dapat mengalokasikan dana untuk mengadakan sesi konseling rutin, baik kelompok maupun individual, untuk memberikan dukungan lebih lanjut bagi siswa yang membutuhkan.

4. Integrasi Pelatihan dalam Kurikulum dan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelatihan kesehatan mental dan reproduksi tidak hanya bisa dilakukan dalam bentuk kegiatan tunggal, tetapi juga harus menjadi bagian dari kurikulum yang lebih luas. Dengan demikian, pelatihan ini dapat mengintegrasikan teori dan praktik yang relevan, seperti dalam pembelajaran tentang emosi, hubungan antarpribadi, serta keterampilan sosial lainnya yang membantu siswa menghindari pengaruh buruk pergaulan bebas. Kegiatan ekstrakurikuler juga bisa menjadi platform yang efektif untuk menerapkan pelatihan ini, misalnya dengan membentuk forum diskusi atau kelompok studi yang mendalami topik-topik kesehatan mental dan reproduksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun