Mohon tunggu...
Muhammad Sidik
Muhammad Sidik Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan sosial

hobi saya berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Konsep Diri, Moral, Emosi Sikap, Nilai dan Kreativitas

7 November 2024   23:25 Diperbarui: 7 November 2024   23:28 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian konsep diriKonsep diri atau self-concept adalah gambaran menyeluruh seseorang tentang dirinya sendiri, mencakup ide, pikiran, kepercayaan, dan sikap yang dimiliki dan berpengaruh pada interaksi sosialnya. Stuart dan Sundeen, sebagaimana dikutip oleh Edi Harapan dan Syarwani Ahmad, mendefinisikan konsep diri sebagai persepsi individu mengenai sifat, kemampuan, interaksi dengan orang lain, nilai, pengalaman, tujuan, dan keinginan yang dimiliki. Menurut William D. Brooks, konsep diri adalah faktor kunci dalam komunikasi antarpribadi dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan hidup seseorang, terutama dalam profesi seperti guru. Konsep diri yang positif dianalogikan sebagai sistem operasi komputer yang mendukung keberhasilan seseorang dalam hidupnya. William H. Fits yang dikutip oleh Hendriati Agustiani, mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan.
 
Jenis jenis konsep diri Konsep diri memainkan peran penting dalam menentukan perilaku individu, di mana cara seseorang memandang atau menilai dirinya sendiri tercermin dalam perilakunya. Hurlock membagi konsep diri menjadi empat jenis: (1) Konsep Diri Dasar, yaitu persepsi individu tentang penampilan, kemampuan, peran status, nilai-nilai, dan kepercayaannya yang tetap stabil terlepas dari situasi; (2) Konsep Diri Sementara, yang terbentuk sementara berdasarkan suasana hati, emosi, dan pengalaman baru yang bersifat situasional; (3) Konsep Diri Sosial, yang muncul dari persepsi seseorang tentang pandangan orang lain terhadap dirinya, terbentuk melalui interaksi sosial; dan (4) Konsep Diri Ideal, yaitu persepsi seseorang tentang diri ideal yang diinginkannya. Menurut Epstein, Brim, Blyth, dan Treager, aspek-aspek konsep diri meliputi aspek fisik (materi dan bentuk tubuh), sosial, emosi, moral, dan kognitif.
 
Konsep diri terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
 
1.Materi: Merupakan pendapat individu tentang harta benda dan penampilan fisik, yang mencakup deskripsi konkret mengenai identitas dan kemampuan finansialnya.
2.Emosi: Mengacu pada pandangan seseorang tentang emosi yang dimiliki, seperti marah, takut, dan bahagia, yang dipengaruhi oleh kebutuhan akan status dan harga diri.
3.Moral: Merupakan pandangan individu tentang nilai-nilai moralnya, seperti kejujuran dan kepatuhan terhadap norma masyarakat, yang berkembang dari kebutuhan akan penerimaan sosial.
4.Kognitif: Berkaitan dengan pendapat individu tentang kecerdasan dan kemampuannya dalam memecahkan masalah serta prestasi akademis, yang dipengaruhi oleh gaya kognitif dan strategi berpikirnya.

 
Perkembangan konsep diri dimulai saat lahir, ketika manusia tidak memiliki kesadaran tentang diri sendiri dan lingkungan, sehingga sensasi yang dirasakan bayi belum disadari sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingkungan. Seiring waktu, individu mulai membedakan antara "aku" dan "bukan aku" saat pancaindra mereka berkembang, yang memungkinkan mereka untuk belajar tentang dunia di luar diri mereka dan membangun konsep diri. Perkembangan yang signifikan terjadi sekitar usia satu tahun ketika individu mulai menggunakan bahasa, yang memungkinkan mereka memperoleh informasi lebih banyak tentang diri mereka melalui pemahaman terhadap perkataan orang lain, sehingga konsep diri---baik positif maupun negatif---mulai terbentuk. 

Calhoun dan Acocella serta Hurlock membagi konsep diri menjadi dua kategori: konsep diri primer, yang terbentuk dari pengalaman di rumah dan interaksi dengan anggota keluarga, dan konsep diri sekunder, yang terbentuk dari interaksi di luar rumah, seperti dengan teman sebaya. Sumber informasi utama dalam pembentukan konsep diri mencakup orang tua, yang menjadi kontak sosial paling awal dan kuat, diikuti oleh teman sebaya yang memberikan penerimaan sosial, serta masyarakat yang menetapkan norma-norma yang memengaruhi perilaku individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun