Konsep kematangan berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan individu secara bertahap hingga terbentuk kepribadian yang lebih matang dan perilaku yang wajar. Kematangan ini mencakup kemampuan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan secara optimal dan dipengaruhi oleh faktor biologis serta sosial. Dalam konteks pendidikan, kematangan berhubungan erat dengan kesiapan belajar, yaitu kondisi fisik dan psikis yang diperlukan untuk proses pembelajaran.Â
Misalnya, seorang anak tidak bisa belajar berjalan sebelum mencapai tahap kematangan fisik yang memadai. Kesiapan belajar menjadi penting karena pendidikan tidak seharusnya memaksakan pembelajaran sebelum waktunya. Teori-teori belajar, seperti behavioristik, humanistik, dan kognitif, memberikan kerangka dalam memahami kematangan dan proses belajar.
Â
Teori behavioristik berfokus pada pengaruh lingkungan melalui stimulus dan respons, dengan penguatan positif atau negatif berperan dalam pembelajaran.Teori humanistik menekankan pengembangan potensi individu dan pentingnya memenuhi kebutuhan psikologis untuk mencapai kematangan.
Â
Teori kognitif menyatakan bahwa individu mengolah informasi secara aktif dan perkembangan kognitif mempengaruhi cara mereka belajar, seperti yang dijelaskan oleh Jean Piaget dalam tahapan perkembangan. Memahami teori-teori ini membantu merancang pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Â
Teori Humanistik dalam pendidikan memandang manusia sebagai makhluk yang utuh dengan potensi besar untuk berkembang, dan bertujuan membantu peserta didik memahami perubahan lingkungan dan diri mereka sehingga dapat memanfaatkan potensinya sebaik mungkin. Psikologi humanistik mengarahkan siswa untuk meningkatkan potensi intelektual mereka, dengan peran pendidik sebagai pembimbing yang menanamkan nilai positif tanpa membebani mereka.Â
Teori ini menitikberatkan pada pengakuan terhadap keunikan ide-ide siswa dan pemahaman multiple intelligences, di mana pendekatan humanistik memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih dan mengaktualisasikan diri. Beberapa model pembelajaran humanistik yang mendukung pengembangan diri siswa antara lain:
1) Humanizing of the Classroom, yang menekankan pada pemahaman diri, kesadaran, dan identitas siswa;
(2) Active Learning, yang melibatkan siswa secara aktif untuk mengembangkan keteramp(ilan analisis dan sintesis melalui pengalaman belajar;
3) Quantum Learning, yang menggabungkan pemikiran logis dan potensi emosional siswa untuk mencapai hasil pembelajaran optimal;
(4) Accelerated Learning, yang menawarkan pembelajaran cepat dan menyenangkan dengan pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual). Pendekatan humanistik ini membantu peserta didik membangun diri, mengembangkan kemampuan mereka, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Â
tokoh teori nya adalah Abraham Maslow
Tokoh yang terkenal dengan teori humanistik ini lahir pada tahun 1908 di Brookin,
New York. Abraham Maslow adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam
teori kepribadian. Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi
seorang pelopor aliran psikologi humanistic.
Â
Teori belajar behavioristik mempelajari perilaku manusia dengan berfokus pada peran pembelajaran dalam membentuk tingkah laku melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan respons mekanistik. Teori ini berasumsi bahwa tingkah laku manusia dapat diprediksi dan ditentukan oleh aturan tertentu, dan perilaku seseorang terbentuk berdasarkan pengalaman sebelumnya, terutama saat perilaku tersebut diberi penguatan atau dihentikan melalui hukuman.Â
Behavioristik menekankan bahwa perubahan tingkah laku adalah hasil interaksi antara stimulus dan respons, di mana stimulus digunakan untuk membentuk perilaku yang diharapkan. Teori ini melihat perilaku sebagai sesuatu yang dapat diukur secara objektif, mengutamakan pengamatan terhadap tingkah laku yang muncul untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan.
Â
Tokoh utama dalam teori ini adalah John B. Watson, yang mengembangkan behavioristik sebagai reaksi terhadap psikodinamika, dengan menekankan bahwa proses belajar adalah interaksi antara stimulus dan respons yang dapat diukur dan diamati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H