Saat ini kita tengah menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang serba digital. Seluruh aspek kehidupan manusia telah dibantu atau digantikan oleh hadirnya teknologi. Salah satu yang berperan penting dalam kehidupan yang serba digital ini adalah para pengembang aplikasi. Sumber daya manusia ini sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi Indonesia menuju dunia digital.
Untuk mendukung transformasi digital dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu tantangan terbesar bagi seluruh talenta yang berkecimpung di dunia teknologi adalah materi pembelajaran berstandar tinggi yang sesuai dengan standar Industri. Untuk itu, Dicoding bersama perusahaan teknologi bekerja sama untuk menghadirkan materi pembelajaran berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar Industri melalui platform Dicoding Academy.
Studi Independen Bersertifikat Pengembang Multi-Platform dan Back-End ini diajukan untuk menghasilkan talenta berstandar tinggi yang sesuai dengan standar Industri di bidang pengembangan Multi-Platform dan Back-End. Proses pembelajaran yang dilakukan adalah online learning, dimana peserta harus mengimplementasikan materi yang diperolehnya secara langsung melalui project dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan setiap materinya.
Dicoding secara resmi diluncurkan tanggal 5 Januari 2015 untuk menjembatani developer Indonesia dengan kebutuhan dan permintaan pasar yang semakin kompetitif. Dicoding hadir sebagai platform pendidikan teknologi yang membantu menghasilkan talenta digital berstandar global. Semua demi mengakselerasi Indonesia agar menjadi yang terdepan.
Saat ini, lebih dari 470 ribu developer dan calon developer telah tergabung di Dicoding. 290 ribu individu pembelajar telah dan sedang terdaftar dalam lebih dari 80 kelas yang disediakan oleh Dicoding.
Muhammad Shofwan Qobus, seorang mahasiswa dengan jurusan Pendidikan Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia mengikuti kegiatan MBKM Studi Independent yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek dan mendaftar pada mitra Dicoding Indonesia. Berjalan selama 5 bulan, ia mengalami naik-turunnya saat menjalankan kegiatan MBKM.
Selama kegiatan berlangsung, Shofwan mengikuti beberapa kelas yang perlu diselesaikan dengan rentang waktu yang sudah ditentukan. "Menurut saya kelas yang paling sulit dikerjakan adalah Menjadi Flutter Developer Expert" ujar Shofwan. Ia sempat merasa menyerah pada saat mengkuti program tersebut dan pasrah. Namun, waktu demi waktu, Shofwan bangkit dari keterpurukan tersebut dan akhirnya dapat menyelesaikan semua kelas dengan baik.
Selama 5 bulan, Ia dan teman-teman mengikuti beberapa sesi seperti Soft Skill, untuk menambah minat pada bidang keahlian seperti Critical Thinking, Effective Communication, Increase Productivity, dan Career Preparation. Sedangkan pada bidang Hard Skill, diiringi dengan Dasar dan Pemula, Fundamental, Expert #1, Expert #2, Belajar Dasar AWS Cloud, dan Back-End Pemula. Dan pada Sesi All Group, sesi tersebut diisi oleh seluruh peserta dengan Learning Path yang berbeda yaitu Front End Back End dan Multi-Platform Back End.