Pendidikan Batch 1 (Sumber: Media Rumah Kearifan)
KomunikasiPenulis : Rozaqtana Arrozzaq
House of Wisdom atau bisa dikenal dengan Rumah Kearifan menggelar pelatihan softskill yang diperuntukkan khusus untuk mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang bertempat di Multipurpose Rumah Kearifan, Potorono, Bantul, Yogyakarta. Pelatihan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa lebih mengenal diri agar mudah dalam membangun dan mengembangkan intrapersonal skill yang dipunyai.
Pelatihan yang diadakan pada tanggal 08 Desember 2024 ini dihadiri oleh sekitar 15 mahasiswa yang berantusias tinggi untuk membangun dan mengembangkan softskillnya. Dimulai dari pukul 08.00 WIB, Dr. Muqowim, M. Ag. dan Ziadatul Husnah, M. Pd. mengawali pelatihan dengan orientasi yang sangat santai serta nyaman.
Pada awal pelatihan tersebut, Ziadatul Husnah, M. Pd. selaku pemateri kedua mengajak kepada para audience untuk menyebutkan beberapa hal atau harapan yang ingin didapatkan selama pelatihan berlangsung. Beliau tidak hanya memberikan arahan saja tetapi juga ikut menuntun serta membantu para audience untuk mengeluarkan semua harapan yang mereka inginkan serta action apa yang harus dilakukan untuk mencapai harapan tersebut.
Dilanjutkan dengan materi pengenalan softskill yang disampaikan oleh pemateri pertama sekaligus founder dari Rumah Kearifan yaitu Dr. Muqowim, M.Ag.
 "Kita mungkin tidak bisa mengubah orang lain, tapi kita bisa mengubah diri sendiri. Dan perubahan itu dimulai dari kata saya".
Kira-kira seperti itu ucapan beliau untuk memulai pelatihan softskill. Kalimat motivasi yang disampaikan beliau bukanlah sekedar motivasi biasa, tetapi kalimat yang menggugah kesadaran dan membakar semangat para audience untuk memulai pelatihan.
Disini pemateri juga menjadi fasilitator kelas yang menjadikan kelas menjadi lebih aktif karena interaksi bukan hanya pada pemateri saja namun, pemateri dengan audience serta audience dengan audience. Cara penyampaian yang sesuai dengan ilmu komunikasi yang efektif menjadikan materi dapat dipahami secara mudah oleh audience.
Selama pelatihan, berbagai metode interaktif diterapkan seperti, sharing discussion, listening, studi kasus, serta problem solving terhadap masalah yang ada menjadikan kesan kelas menjadi tambah hidup. Di saat sharing moment penting audience dengan orang tua, satu per satu menceritakan momen terindahnya bersama orang tua masing-masing. Tidak sedikit yang meneteskan air mata dikala auidence menceritakan momen yang tak terlupakan tersebut.
Dr. Muqowim, M. Ag. sengaja membiarkan para audience menceritakan momen tersebut dengan derasan air mata yang tak henti-henti. Karena menurut beliau menangis merupakan katartis, yaitu pelepasan emosi atau keluh kesah yang tersimpan dalam batin dan hal tersebut merupakan sesuatu yang lumrah dan pasti dimiliki oleh setiap insan. Memanglah momen-momen seperti ini yang harus selalu kita ingat, karena dengan itu kita bisa menjadi selalu ingat dengan perjuangan dan keluh kesah yang orang tua lakukan demi anak-anaknya.