Mohon tunggu...
Muhammad Sevaja Ansas
Muhammad Sevaja Ansas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

facta sunt potentiora verbis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Moderasi Beragama Dalam Rangka Memanifestasikan Relasi Pancasila dengan Agama

19 Desember 2021   21:58 Diperbarui: 19 Desember 2021   22:06 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penyebab atau indikator yang menyebabkan konflik antarumat beragama di Indonesia cukup banyak, seperti interpretasi yang salah dalam memahami esensi perbedaan, kesadaran yang rendah akan toleransi, fanatisme yang tidak terkontrol dengan baik, perbedaan akses dari pemerintah dalam ranah sosial-politik, kurangnya edukasi tentang moderasi beragama, dan masih banyak lagi.

Dari dinamika kehidupan beragama yang terlihat semakin terdegradasi, sudah sepatutnya para stakeholder dan seluruh lapisan masyarakat memberikan perhatian yang serius. 

Tidak menjadikan bhinneka tunggal ika dan sila-sila di Pancasila sebagai resonansi belaka, namun dalam pengejawantahannya, sila-sila yang ada di pancasila masih perlu dimaknai secara lebih nyata agar umat beragama dapat benar-benar merasakan manfaatnya. 

Untuk kembali menata kehidupan antarumat beragama, maka perlu upaya menyinergikan nilai-nilai yang ada di Pancasila dengan ajaran agama sehingga dari upaya tersebut lahirlah moderasi beragama yang dimana ini merupakan kunci dari terciptanya toleransi dan kerukunan antarumat beragama. 

Para stakeholder juga perlu mengetahui bahwa salah satu indikator yang menyebabkan terjadinya disintegrasi antarumat beragama adalah karena perbedaan akses dalam ranah sosial-politik antarumat beragama, yang dimana mungkin sebagian besar dari kita sudah mengetahui adanya perbedaan akses dalam ranah sosial-politik itu, khususnya pada pembangunan tempat ibadah dan jabatan politik. 

Oleh karena itu, para stakeholder perlu untuk mengetahui urgensi dari pengaktualan terminologi adil yang dimana sudah termaktub dalam sila kedua Pancasila.

Kita sebagai umat Islam, agaknya harus merefleksikan dan mengimplementasikan pesan dan substansi yang termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat: 13, yang berbunyi...

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal."

Ayat tersebut ditujukan untuk seluruh manusia tanpa terkecuali dan mengungkap prinsip-prinsip fundamental hubungan manusia. Ayat ini juga menerangkan secara gamblang, kesatuan asal mula manusia dengan menerangkan persamaan martabat kemanusiaan umat manusia. 

Pada firman-Nya tersebut, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberitahu agar manusia tidak merasa dirinya atau golongannya lebih baik dan tinggi daripada manusia lainnya karena latar belakang agama, bangsa atau suku tertentu. Ras, warna kulit atau kondisi bawaan lainnya juga tidak serta-merta menjadikan martabat satu manusia beda dengan yang lainnya.

Kembali kepada moderasi beragama sebagai konsep yang dapat mengejawantahkan perilaku toleran dan rukun untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun