Pemuda desa Sumberkolak, Panarukan Situbondo, memproduksi batik khas Situbondo yang digerakkan oleh mahasiswa KKN Universitas Jember, Muhammad Seggaf dan Romzi Al Amiri Zain sejak bulan Agustus (08/2021).
Kondisi waktu belajar di sekolah yang terbatas secara substansi dijadikan sebagai potensi oleh mahasiswa KKN untuk menghasilkan sesuatu yang produktif. Mahasiswa KKN yang antusias untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, terutama para pemuda yang nantinya akan lulus dari SMA ini, mendapat respon positif dari pemerintah desa. Pihak lain yang terlibat seperti guru kesenian di SMA merasa bangga dengan adanya inisiatif untuk mengembangkan usaha batik.
"Dari sudut pandang saya, proyek KKN kalian sangat bermanfaat. Proyek ini akan punya prospek lebih lanjut ke depan, karena seni itu tidak akan pernah punah," kata Mohammad Ramli selaku guru kesenian sekaligus mentor proyek ini. Proyek ini tetap mematuhi protokol kesehatan meskipun dengan para pemuda-pemudi yang antusias untuk turut memproduksi batik.
Mereka diberikan materi pengantar dan pemantapan dalam menjajaki karir sebagai wirausahawan. Mereka merasa sangat senang dengan adanya kegiatan yang menarik dan produktif di waktu luang. Mereka merasa berkesempatan untuk menjadi bagian dari seniman dalam produksi sandang batik.
"Beberapa tahun ke depan, kita canangkan sentra usaha, agar para pelaku usaha di Sumberkolak dapat bergerak secara beriringan dan saling menopang. Ide mahasiswa KKN ini sangat membantu bagi desa, terutama di bidang pemberdayaan masyarakat," kata Pak Dimas, salah satu perangkat desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H