Mohon tunggu...
Muhammad Sarbini
Muhammad Sarbini Mohon Tunggu... -

Dosen Metodologi Studi Islam STAI Al-Hidayah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PESAN KEBERSAMAAN

27 Februari 2013   01:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:38 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Besar harapan kami anda akan sudi menyisihkan beberapa saat dari waktu anda yang sangat berharga untuk menyimak ungkapan-ungkapan yang cukup memprihatinkan ini yang akan kami tutup dengan kabar gembira, berupa harapan dan ajakan untuk menyongsong masa gemilang kita bersama-sama.

Izinkanlah kami mengungkapkan sedikit dari kondisi keterpurukan ummat dewasa ini dengan harapan bisa menggugah jiwa-jiwa kita semua untuk segera memperbaiki realita masyarakat kita.

Tanpa mengurangi sedikitpun nilai-nilai kemulyaan yang ada di negeri tercinta ini, kita mengakui bahwa keterpurukan ruhani di negeri kita sudah sangat mengerikan dan sudah banyak berpotensi mengundang azab dari Alloh . Bahkan azab-azab itu memang sudah berdatangan bertubi-tubi bagaikan gelombang lautan yang terus menerus bergantian menghempas pantai.

Banyak sekali perbuatan-perbuatan kesyirikan yang dilakukan oleh sebagian besar ummat kita dewasa ini. Dari yang dianggap remeh sampai yang jelas-jelas berbentuk kesyirikan-kesyirikan nyata. Pertunjukan-pertunjukan kesyirikan berupa tontonan sihir sampai pada tayangan-tayangan kesyirikan yang sangat tragis, memenuhi acara-acara televisi kita. Ritual-ritual palsu yang berasal dari karangan-karangan manusia sudah demikian banyaknya diamalkan sebagai bentuk peribadatan. Pameran aurat-aurat wanita sudah menjadi bagian terpenting dari program-program hiburan bangsa. Tarian-tarian dan goyangan-goyangan porno aksi menjadi dambaan tua dan muda.

Para penantang Alloh dari anak-anak kaum Muslimin pun tambah menjamur di universitas-universitas kita. Sampai-sampai ada yang berani menulis ”daerah bebas Tuhan” dan ada pula yang berani menginjak-injak lafadz nama Alloh serta ada pula yang berani menda'wahkan bahwa al-Quran adalah budaya manusia.

Kelompok-kelompok sesat menjamur dengan pesat. Ada yang mengaku sebagai Nabi perempuan dan anaknya adalah ”titisan” Jibril atau Nabi Isa , ada pula yang membatalkan kewajiban solat atau membolehkan solat dengan bahasa Indonesia dan lain-lainnya.

Pergaulan bebas muda-mudi yang telah melewati batas, direstui oleh banyak orang-orang tua mereka sendiri. Korupsi, narkoba dan miras hampir-hampir menjadi budaya bangsa. Semua itu merupakan pembangkangan terhadap perintah-perintah dan larangan-larangan Alloh dan semua itu berpotensi mengundang kemurkaan Nya dan azab Nya..! dan azab-azab itu pun telah berdatangan..!

Direntang waktu antara proklamasi kemerdekaan sampai saat ini, banyak sekali musibah-musibah berupa pemberontakan-pemberontakan yang menelan harta dan jiwa yang tak terhitung banyaknya, bencana-bencana alam yang saling susul menyusul, sampai krisis moneter di penghujung abad ke-20 lalu.

Bencana-bencana yang tambah cepat jarak waktu dari satu bencana ke bencana lainnya terus berdesakan sejak kita memasuki abad ke-21 ini. Di antaranya Tsunami yang menelan lebih dari dua ratus ribu jiwa dan memporak-porandakkan habis-habisan sebagian dari negeri ini.

Goyangan-goyangan gempa yang mematikan dan letusan gunung-gunung merapi yang membakar anak-anak bangsa hidup-hidup serta melenyapkan harta benda milik mereka yang masih tersisa hidup.

Banjir yang bukan hanya menghancurkan banyak dari infrastruktur negeri ini, akan tetapi juga menjadikan para korban yang masih hidup terpaksa menyandang profesi baru sebagai pengemis karena kehilangan harta milik mereka, terjadi di setiap waktu dan kota.

Lalu... Lapindo... ya Rawa Lapindo yang sangat aneh! Tidak bisa dicerna oleh akal secara jelas! Menelan korban harta yang tak terhitung banyaknya, terus merayap entah bagaimana jadinya.

Semua ini adalah akibat perbuatan kita sendiri!

Alloh berfirman:

"Telah muncul kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Alloh menimpakanmereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (QS. al-Qur'an-Rum [30]: 41)

"Seluruh musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan kalian sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian). (QS. as-Syuro [42]: 30)

Semua bencana-bencana itu akan terus berlangsung sampai kita semua terbinasakan, bila kita tidak bangkit!

Kita semua harus bangkit bersama-sama! Kita harus mewujudkan kebangkitan total! Bukan kebangkitan yang hanya berorientasi kepada keduniaan.

Kebangkitan sejati adalah kebangkitan ruhani yang kuat dan menyeluruh, yaitu terwujudnya di masyarakat kita ini dominasi penitian Sirotulmustaqim, penitian jejak-jejak Rosululloh dan para sahabatnya.

Jalan utama untuk menciptakan kebangkitan sejati adalah pencerahan jiwa-jiwa dengan da'wah yang benar.

Jiwa-jiwa yang tercerahkan dengan da'wah yang benar akan bangkit dan bergerak meninggalkan semua elemen-elemen keterpurukan tadi serta akan menggantikannya dengan penitian Sirotulmustaqim secara kaffah di seluruh lapangan kehidupan.

Tujuan utama dari sebuah kebangkitan sejati adalah meraih kebahagian surga dan keselamatan dari neraka. Selain itu, terwujudnya kebangkitan ruhani pun pasti akan menghasilkan kecemerlangan dunia.

Banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang menjanjikan kecemerlangan dunia, ketika kebangkitan ruhani terwujudkan. Di antaranya firman Alloh :

”Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka”.(QS. al-A’rof [7]: 96)

Kita harus segera memulai suatu gerakan ke-bangkitan mengikuti jejak para Rosul, para pembangkit yang mulia.

Gelombang pengutusan para Rosul, pada hakikatnya adalah gelombang gerakan-gerakan kebangkitan.

Setiap terjadi keterpurukan pada ummat manusia, Alloh pun mengirim rosul-rosul Nya. Mereka adalah hamba-hamba yang mulia yang berjuang demi kebangkitan ummat manusia agar selamat dan bahagia di dunia dan akhirat. Dalam perjuangan itu mayoritas jalan yang ditempuh adalah jalan da'wah. Hal itu bisa kita lihat di kisah-kisah para Nabi dan Rosul di dalam al-Qur’an. Hal ini tidak berarti mereka tidak berjihad fisik, yaitu berperang fisabilillah seperti yang kita amati pada siroh Rosulullah yang penuh dengan peperangan-peperangan fisabilillah demi menyelamatkan ummat manusia dari keterpurukan. Akan tetapi semua itu terjadi pada masa ”pasca negara” yaitu setelah negara Islam di Madinah berdiri kokoh. Adapun pada masa ”pra negara” (yaitu masa harakah atau masa pergerakan), jihad fisik tidak dilakukan, bahkan tidak diperbolehkan. Pada masa harakah itu Rosulullah melakukan da'wah yang terorganisir, sistematis dan berstrategi sampai berhasil menghimpun pengikut yang cukup untuk berdirinya negara Islam dan untuk mempertahankannya. Setelah itulah, ketika tak ada jalan lain untuk operasi penyelamatan manusia selain perang, peperangan pun dilakukan.

Berdasarkan itu semua, pada zaman ini dan pada kondisi Indonesia kini, jalan yang benar untuk mewujudkan kebangkitan total adalah jalan da'wah.

Akan tetapi tidak semua jalan da'wah adalah jalan kebangkitan. Jalan da'wah kebangkitan adalah:

-Da'wah yang berasaskan dan menyeru kepada manhaj yang murni, manhaj Rosulullah dan para sahabatnya.

-Da'wah yang terorganisir, menghimpun anggota sebanyak-banyaknya dan memberi peluang kepada semua anggota untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha kebangkitan. Jadi bukan da'wah sendiri-sendiri.

-Da'wah yang berbentuk pergerakan yang terus meluas, mencakup seluruh sisi-sisi pemikiran kebangkitan dan bukan da'wah-da'wah yang hanya terbatas pada halaqoh-halaqoh ilmiyyah saja.

-Da'wah yang berinteraksi dengan masyarakat bukan da'wah yang tertutup dan mengisolasi diri dari masyarakat.

-Da'wah yang mengasihi kaum muslimin bukan da'wah yang memusuhi mereka.

Adapun jalan kekerasan yang kacau dan hanya menebar kekacauan, kerusakan dan ketakutan, bukanlah jalan kebangkitan yang benar, walaupun diklaim sebagai suatu jihad. Seorang muslim harus beriman kepada syariat jihad dan mendukungnya. Tapi hal itu untuk jihad yang benar dan bukan untuk jihad yang salah.

Sedangkan jalan parlemen demokrasi, walaupun banyak manfaat darinya, akan tetapi diyakini tidak bisa diharapkan mewujudkan kebangkitan untuk ummat ini. Keyakinan ini didasarkan atas banyak hal, diantaranya:

1.Da'wah adalah syarat mutlak untuk pencerahan jiwa yang menjadi dasar utama dari kebangkitan. Ketika jalan demokrasi ditempuh, maka para da'i akan berubah profesi menjadi pemulung suara.

2.Kebangkitan memerlukan pengorbanan dan pengawalan terhadap kemurnian manhaj. Tanpa kemurnian tak mungkin terwujud kebangkitan. Demi untuk mendapatkan suara sebanyak-banyaknya, maka para peniti jalur gelanggang parlementer harus pandai-pandai berbasa-basi sekalipun dengan para penoda kemurnian dan harus kuat-kuat menutup mulut terhadap pelanggaran-pelanggaran Sirotulmustaqim selama undang-undang tidak menganggap hal tersebut sebagai suatu pelanggaran. Dengan demikian pengawalan terhadap kemurnian tidak bisa dilakukan, bahkan mereka harus siap melanggar kemurnian itu sendiri bila di perlukan demi kemajuan partai di jalur kekuasaan.

3.Da'wah yang dilakukan oleh para peniti jalur parlementer pun harus ”sebijak mungkin” jangan sampai ada perkataan atau perbuatan yang merugikan partai dalam merebut simpati masyarakat, apapun pengorbanannya, termasuk menyembunyikan atau bahkan membantah sebuah ajaran dari ajaran-ajaran Islam.

Tetapi jalur demokrasi memang diakui sangat menggiurkan dan menjanjikan seperti halnya fatamorgana pun cukup royal dalam memberi janji.

Hanya saja perlu dicatat, sekali pun strategi da'wah lah satu-satunya strategi yang benar dan jitu untuk mewujudkan kebangkitan serta strategi parlementer tidak bisa mewujudkan suatu kebangkitan, tapi kita tidak mendiskreditkan atau mengurangi persaudaraan kita dengan para peyakin strategi parlementer. Mereka adalah saudara-saudara kita se-Islam yang sedang berjuang dengan strategi yang mereka yakini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun