SINERGI MAHASISWA DAN MASYARAKAT NGEBORAN DALAM MELAWAN VIRUS COVID 19
Pandemi Covid 19 adalah suatu wabah penyakit yang menyebar ke seluruh wilayah di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini memiliki dampak yang begitu besar dalam kehidupan, baik dalam bidang sosial kemasyarakatan, industri, ekonomi, keagamaan, pendidikan. Banyak kegiatan yang semula offline menjadi online hal itu tentunya harus ada penyesuaian dari segala pihak. Pandemi ini juga menyebabkan terhambatnya kegiatan di segala bidang termasuk dalam kehidupan sosial masyarakat.
IAIN Surakarta dalam mencanangkan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu program KKN, harus menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini, walhasil setelah melalui berbagai proses yang cukup panjang akhirnya dibentuk lah progam KKN yang dinamakan KKN-T KERSO DARMA, yang memiliki arti Kuliah Kerja Nyata Transformatif Kerja Daring Dari Rumah dengan tema penguatan ketahanan masyarakat masa pandemi Covid 19 berbasis kearifan lokal dan moderasi beragama. Tema tersebut sangat cocok dengan pandemi yang sedang terjadi saat ini.Â
Pada masa sebelum pandemi dusun Ngeboran RT 05/ RW 03 Karangduren Sawit Boyolali sangat kental dengan berbagai kegiatan keagamaan mulai dari pengajian, rutian, yasinan, maulidan dan lainnya, akan tetapi setelah terjadinya pandemi Covid 19 tidak hanya kegiatan keagamaan yang terhambat banyak juga kegiatan lain yang terhambat seperti bidang pendidikan, dan juga ekonomi.
Dampak yang paling terasa pada bidang pendidikan, keagamaan dan sosial. Semenjak adanya pandemi Covid-19 kegiatan keagamaan di desa yang semula berjalan dengan baik dan lancar menjadi terhambat, banyak kegiatan keagamaan yang ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan. Pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) kegiatan keagamaan sudah dilaksanakan akan tetapi masih terbatas dan banyak masyarakat yang tidak mengikuti. Kegiatan keagamaan pada anak-anak, seperti TPA berjalan dengan baik, akan tetapi banyak anak-anak yang jarang masuk, untuk mengikuti pengajaran pendidikan agama, semangat untuk belajar agama juga menurun. Kemudian dalam bidang pendidikan, pembelajaran yang semula bertatap muka (offline), beralih ke pembelajaran daring (online), banyak pengaruh dan problematika dalam pembelajaran online ini, di dusun Ngeboran sendiri anak-anak yang sekolah dengan mengikuti pembelajaran daring, memiliki banyak masalah seperti kurangnya motivasi dan minat belajar anak, kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. Dan dalam bidang kesehatan masyarakat dusun Ngeboran semanjak awal penyebaran Covid 19 tercatat 10 orang positif terpapar Covid 19, 5 orang diantaranya meninggal dunia saat Isolasi mandiri dirumah. Jenazah yang terpapar Covid 19 dimakamkan di Pemakaman umum Neboran dengan protokol kesehatan oleh pihak terkait. Aakan tetapi dengan adanya banyak warga yang terpapar Covid tidak menjadikan masyarakat sepenuhya sadar akan protokol kesehatan di masa PPKM ini. Beberapa pihak sadar betul akan pentingnya protokol kesehatan, tapi tidak sedikit yang cenderung acuh dengan menganggap Covid 19 ini sebagai sakit biasa.
Diperlukan adanya solusi berupa upaya kerjasama dengan masyarakat, seperti pendampingan belajar, dan sosialisasi terhadap masyarakat agar masalah-masalah yang terjadi bisa teratasi dengan baik. dalam bidang keagamaan disini upaya yang dilakukan berupa pendampingan kegiatan TPA anak-anak, mulai dari setoran hafalan Al-Qur'an, hafalan doa sehari-hari, dan juga pendampingan kegiatan mengaji Al-Qur'an. Dan yang terakhir terkait dengan bidang kesehatan yaitu perencanaan kegiatan sosialisasi terkait bahaya Covid 19, sosialisasi terkait protokol kesehatan seperti mencontohkan cara mencuci tangan yang benar, dan juga sosialisasi lewat media grup Wattsapp yang warga. Masyarakat dusun Ngeboran juga merencanakan kegiatan penyemprotan desinfektan dalam rangka memutus rantai penyebaran virus Covid 19.
Kegiatan yang dilakukan berjalan dengan baik dan memiliki pengaruh positif, kegiatan pendampingan belajar berjalan dengan baik, walaupun saat pertama kali memulai masih sedikit anak-anak yang ikut serta dalam kegiatan pendampingan belajar, lambat laun peserta kegiatan pendampingan belajar mulai bertambah, disini ada sedikit hambatan yaitu kurangnya pengajar dalam kegiatan pendampingan belajar pada anak-anak, kemudian kegiatan pendampingan dalam kegiatan keagamaan juga berjalan dengan lancar, selanjutnya pada kegiatan sosialisasi terkait Covid 19 terhadap anak-anak juga berjalan dengan baik dan meningkatkan kesadaran anak-anak terkait pentingnya protokol kesehatan. Â Akan tetapi dibalik semua kegiatan dan upaya yang telah dilakukan masih ada beberapa masyarakat yang tidak menggunakan masker saat berpergian maupun melakukan kegiatan yang berisi banyak orang, masih ada beberapa orang yang belum sadar akan pentingnya protokol kesehatan, masih banyak anak-anak yang belum mengikuti program pendampingan belajar.
Kesimpulan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H