[caption id="attachment_406768" align="aligncenter" width="600" caption="kembalikan media Islam"][/caption]
Senin (30/03) lalu diberitakan pemerintah melalui menteri komunikasi imformatika Rudiyantara,sedang memproses permintaan blokir sejumlah situs-situs yang diajukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang dianggap menganut faham radikalisme yang mengandung unsur-unsur Teroris. ada sekitar 22 situs Islam yang diblokir pemerintah yang dianggap menjadi virus penyebaran ajaran sesat terutama mengenai teroris dalam dunia Islam.
reaksipun muncul dari berbagai kalangan, yang sebahagian besar mengecam tindakan yang mengejutkan dari pihak pemerintah ini. polemikpun muncul, perang hujatan, cacian kata-kata evaluatif segera dialamatkan kepada pemerintah. elemen masyarakat dari berbagai entitas sosial bersiap melakukan serangan-serangan opini yang tak kalah radikal dan sangat tidak etisnya dibandingkan Teroris itu sendiri. harus ada komfirmasi langsung dari pemerintah untuk mengclearkan polemik ini agar kondisinya adil dan tidak terjadi fitnah. apa parameter yang digunakan pemerintah untuk mengidentifikasi unsur radikalisme konten-konten yang tertera didalam posting artikel dimedia Islam tersebut?apakah sebelumnya parameter tersebut telah disosialisasikan, atau paling tidak dikonsolidasikan kepada para ulama dari berbagai elemen, faham, golongan dan mazhab?
agama adalah unsur yang rentan terhadap polemik. sesuatu hal yang sensitif, normatip, prinsipil menyangkut ideologi para penganutnya. jika ditilik,Negara Indonesia ini menganut paham Demokrasi, anti otoritas sepihak kekuasaan. anti tirani, dominasi personal pemimpin-pemimpin negeri. atau lebih tepatnya lagi kekuasaan berada ditangan rakyat. namun ada sederetan fakta yang terjadi dinegeri ini seolah mengisyaratkan secara tersurat bahwa otoriter sedang ingin dimainkan oleh para penguasa, entah itu siapa orangnya. beberapa kebijakan-kebijakan yang secara tiba-tiba dilaksanakan seolah-olah menjadi sebuah kejutan untuk rakyat tanpa pernah komfirmasi dan sosialisasi terlebih dahulu degan efektif. seperti kebijakan menaikan BBM secara tiba-tiba, memblokir situs islam yang diangap menyebarkan paham radikal, tanpa susah-susah menunggu persetujuan suara rakyat sebagai penguasa mutlak negeri setengah demokrasi ini. otokrasi tirani sedang bersembunyi dan mengendap-endap hendak hidup di tubuh pemerintahan. mereka penggiat reformasi, demokrasi terasa dibohongi, dipecundangi oleh tindakan-tindakan serta kebijakan-kebijakan yang tak demokratis yang diambil oleh penguasa negeri ini.
atau barangkali mereka takut dengan Islam itu sendiri! takut rakyat Indonesia yang sebahagian besar muslim ini menggunakan otoritas mereka?membela Islam mereka. padahal mereka adalah Islam. padahal mereka juga bersyahadat sama seperti bangsa Muslim lainnya. ya Allah...mereka menjadi Phobia atas agamanya sendiri...
ahhh...Islam adalah sasaran empuk untuk menciptakan dinamika politik dinegeri ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H