Pernah belajar musik?, pernah tau istilah irama?, pernah, dan semua yang belajar di sekolah pasti belajar unsur-unsur pembentuk musik ini.
Kamus Besar kita menyebut irama: 1 gerakan berturut-turut secara teratur; turun naik lagu (bunyi dan sebagainya) yang beraturan; ritme; 2 Sastra alunan yang ter-cipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek serta kemerduan bunyi (dalam prosa); ritme; 3 Musik ukuran waktu atau tempo 4 Sastra alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada (dalam puisi);
Singkatnya, irama merupakan dinamika teratur untuk menciptakan keluaran (produk bunyi, kata atau kebiasaan). Bunyi yang dinamika nadanya tak beraturan, tidak mengandung unsur pengulangan tidak bisa disebut musik, dimana musik sendiri adalah bunyi yang dapat dinikmati.
Sama halnya dengan musik, kehidupan perlu irama. Apa itu irama dalam keseharian, ialah kebiasaan-kebiasaan positif yang terus diulang. Menciptakan kebaikan-kebaikan kata, menjadi karakter, menjadi kebutuhan untuk selalu melakukan lagi kebaikan-kebaikan dalam bentuk apapun.
Saya contoh kan begini, kita yang biasa shalat tepat waktu, belajar tepat waktu, membaca tepat waktu, hiburan tepat waktu dan lainnya dengan tepat waktu (tidak hanya punya waktu untuk shalat, waktu untuk belajar, untuk hiburan) akan selalu butuh melakukan itu setiap hari.
Ini saya sebut irama positif. Irama dari musik kehidupan yang indah dan menciptakan keberuntungan. Agama islam menyebutnya dengan istilah istiqamah dalam kebaikan. Dan istiqamah adalah amalan para Rasul.
Kita yang sudah punya irama itu, jangan sampai berubah. Yang punya kebiasaan melakukan apapun tepat waktu, usahakan tetap begitu. Dari irama, kita belajar bahwa hidup akan indah dengan istiqamah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H