Akhir-akhir ini, berita tentang Usulan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Mohammad Tabrani kembali ramai. Dari proses yang harus dilalui dalam menentukan Kepahlawanan Nasional pun sudah dilakukan sesuai dengan roadmap-nya.Â
Yaitu dilakukan secara berjenjang melalui usulan masyarakat, bupati/walikota, dan gubernur kepada Menteri, dan kemudian dikaji oleh Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah disebut TP2GD. (UU Nomor 20 Tahun 2009, PP Nomor 35 Tahun 2010, dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2012).
Di dunia ini tidak ada Negara yang menyamai Indonesia dalam konteks menghargai sejarah dan tokoh sejarah negaranya, sampai tahun 2019 tak kurang dari 185 Gelar Pahlawan Nasional telah diberikan (kompas). Dan tahun lalu enam gelar Pahlawan Nasional disematkan oleh Presiden Republik Inonesia Joko Widodo. (CNN Indonesia)
Kriteria Pahlawan Nasional
Meskipun begitu, bukan berarti penyematan Gelar ini mudah dilakukan. Ada beberapa syarat umum dan khusus yang menjadi acuan analisis kelayakan seseorang mendapat gelar terhormat ini, berikut penjelasannya:
Berikut syarat seseorang layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional:
- WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi NKRI.
- Memiliki integritas moral dan keteladanan.
- Berjasa terhadap bangsa dan Negara.
- Berkelakuan baik Setia dan tidak mengkhianati bangsa dan Negara.
- Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
- Dan beberapa syarat khusus
Â
Catatan Emas Mohammad TabraniÂ
Mohammad Tabrani, tentu bukan tokoh asing lagi bagi Indonesia, terutama di bidang pedidikan dan bahasa Nasional. Berikut daftar Catatan Emas Ringkas Sang Pahlawan  untuk Indonesia
Sebagai Inisiator Bahasa Indonesia di Kongres Pemuda I. Pada 30 April -- 2 Mei 1926 di Loge Ster in Het Oosten (Loji Bintang Timur), Batavia (sekarang tempat ini berlokasi di sekitar Jalan Budi Utomo, Jakarta). Sebagai seorang pemakarsa, Tabrani yang mewakili Jong Java ditunjuk sebagai ketua panitia. Dalam sambutannya, Tabrani begitu menginspirasi. Ia menuturkan dan menekankan pentingnya bahasa persatuan untuk membungkus kesatuan kebudayaan masa depan Indonesia.
Sumpah pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928, konsepnya dirumuskan pada Kongres Pemuda I, beberapa menit  terakhir kongres I akan berakhir, para perumus masih mempermasalahkan apakah akan menyebut bahasa persatuan bangsa Indonesia itu sebagai bahasa Melayu, ataukah diganti dengan istilah lain yang lebih sempurna dan baru. Muhamad Yamin mengusulkan memakai Bahasa Melayu.