Mohon tunggu...
Moh. Samsul Arifin
Moh. Samsul Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka membaca dan menulis apa saja

Saya suka menulis, dan membaca apa saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Karena Ia Tak Menunggu Apa-apa

23 Januari 2021   14:02 Diperbarui: 23 Januari 2021   14:04 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
streetpark.eu via Pinterest

Yang tidak bisa dibayangkan adalah dunia yang menjadi balligh tanpa pertanyaan, tujuh milyar lebih yang bisa dihitung, saudara kita, musuh sekaligus. Dan masing-masing menantongi jawaban-jawaban acak. Setiap aku atau kamu bertanya, mereka mengambil satu dan memberikannya. Dan aku percaya, itu selalu terjadi.

Buku-bukuku menipis, setiap ada satu lembar berisi nama, kusobek dan ku simpan di rak buku dalam kamarmu. Nama-nama itu, aku suka membacanya satu-satu setelah shalat. Nama-nama itu, aku suka mengajaknya masuk dalam mimpi, meskipun aku tak pernah tidur.

Jenis kelamin adalah pembedaan paling miskin untuk memilah-milah manusia. Pembodohan, dan akhir harapan peradaban. Kita sama-sama berbeda sejak kakek kita menerima lamaran bapak.

Aku tidak pernah membaca dan mencari tahu buku apa yang membuat kakek punya satu pemahaman bahwa bapak adalah tepat untuk ibu dulu. Bapak juga tidak menuntunku untuk berpikir dan belajar memilih juga menentukan.

Dunia tidak punya jenis kelamin, kita punya segalanya. Masa lalu dan masa esok. Semua cerita kita adalah kalimat yang sudah dimulai tapi dunia juga tak tahu kapan berakhir. Dunia hanya tahu kapan ia berkahir. Kita tahu selain itu.

Dunia mungkin pernah membayangkan ia ditinggali orang-orang yang tidak seperti aku. Meskipun aku tidak berpikir manifestasi dari balligh dan jenis kelamin hanya masalah seksual. Seperti kau juga yang sedang membaca ini.

Ia melupakan waktu yang dihabiskan karena ia tidak menunggu apa-apa.

Galis, 23-1-2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun