Saat Gus Yaqut dilantik menjadi Menteri Agama Indonesia menggantikan Fachrul Razi pada reshuffle kabinet Indonesia Maju kemarin, beberapa komentar SARA terbaca di media massa. Bukannya sambutan baik terhadap beliau yang sebelumnya merupakan Pimpinan GP Ansor yang dikenal sebagai Banom NU pecinta persatuan Indonesia, dengan programnya seperti menjaga gereja saat ada ritual keagamaan umat kristiani, justru dipandang sebagai bagian politik penguasa mengamankan posisinya dengan menggandeng tokoh-tokoh NU yang memiliki pengaruh terbesar di Indonesia. Pandangan seperti ini mengundang perdebatan, menyulut perselisihan bahkan perpecahan jika tidak dikritisi.
Pengamalan ber-Pancasila kita belum sebanding dengan bisnis sepak bola. Sekalipun dengan jelas sepak bola hanya hiburan dan pancasila adalah ideologi Negara tidak bisa dipaksakan untuk jadi perbandingan, namun sebagai pribadi yang mencintai Indonesia sekaligus penggemar Real Madrid, saya banyak belajar tentang cara mengurangi kepentingan pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Semoga Real Madrid Juara, semoga Indonesia benar-benar bisa berpancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H