Mohon tunggu...
Muhammad Samin M. IP
Muhammad Samin M. IP Mohon Tunggu... Jurnalis - Sederhana

Belajar n terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Netizen dan Media Sang Pembunuh Berdarah Dingin

8 April 2016   11:23 Diperbarui: 8 April 2016   11:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto koleksi sonya depari di istigram"][/caption]

Netizen dan media kembali menjadi pembunuh berdarah dingin, dikabarkan orang tua dari Sonya Depari yang habis dibully para netizen meninggal dunia karena serangan jantung saat melihat video, berita dan cacian para netizen terhadap anaknya yang telah memarahi polwan saat razia persayaan UN. Sonya Depari saat itu, nampak jelas mengaku sebagai anak dari seorang perwira tinggi Polri yang menjabat sebagai Deputi Bidang Pemberantasan BNN.

Pelajaran berharga harus bisa kita ambil dari pristiwa ini, tak hanya belajar dari kasus Sonya Depari. Tetapi juga belajarlah jadi Netizen yang baik, janganlah sedikit sedikit dari kasus yang ada, melemparkan umpatan dan cacian terlalu berlebihan. Sehingga menimbulkan korban seperti meninggalnya orang tua dari Sonya Depari yakni Makmur Depari.

Begitu juga dengan media yang ada, baik cetak, online apalagi elektronik. Jadilah media pencerahan bukan menjadi media yang menggiring hingga menimbulkan persoalan bahkan pembunuhan. Sebab acap kali, kita melihat berita berita yang ada bukan lagi berita sebagai pencerahan akan tetapi sebagai mesin pembunuh dan penebar fitnah.

Dari kasus Sonya Depari menjadi sebuah tamparan bagi kita semua, tanpa terkecuali. Seorang ABG yang masih labil, mengekspresikan dirinya terlalu berlebihan hingga mencatut nama besar dari seorang perwira polri. Media mengambil kesempatan dari pristiwa ini, dengan menginformasikan pristiwa kejadian secara berlebihan dan memancing cacian dan bullying dari para netizen. Sehingga akhirnya, menimbulkan korban.

Cyber Bullying dan pemberitaan berlebihan harus segera dihentikan, sebab jika tidak akan ada korban korban lain yang akan berjatuhan. Mari menjadi netizen yang baik dan mari menjadi media pencerahan dan pencerdasan bukan sebagai media penebar fitnah dan mesin pembunuh. salam (****)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun