Mohon tunggu...
Muhammad Samin M. IP
Muhammad Samin M. IP Mohon Tunggu... Jurnalis - Sederhana

Belajar n terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(FKK) Kampungku Kotanya Para Gay

13 Juni 2014   21:44 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:52 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14026457041070410434

[caption id="attachment_328796" align="aligncenter" width="228" caption="Pernikahan sesama jenis yang terjadi dikampungku, saat arakan takbiran. foto-foto dokumen pribadi"][/caption]

(FKK) "Kampungku Kotanya Para GAY"

Oleh : Muhammad Samin (72)

Pulang kampung menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat di kampungku, yang merantau diluar daerah diseluruh tanah air Indonesia terutamaJakarta bahkan banyak yang merantau ke luar negeri. Tradisi pulang kampung ini, terjadi disaat lebaran.

Bagiku saat pulang kampung dihari lebaran merupakan hal yang sangat kami tunggu, disamping kami bisa merasakan kumpul dengan keluarga besar. Kami juga bisa menikmati makanan kuliner khas yang ada dikampungku yakni makanan leppe-leppe, burasak, tumbuk dengan makanan ayam likku'.

Tak hanya makanan kuliner dan melepas rindu dengan keluarga besar yang akan dinikmati, tetapi juga sebuah tradisi dan budaya yang dari turun temurun selalu ada dikampungku dalam menyambut malam takbiran. Yakni arakan pernikahan sesama jenis menjadi sebuah tontonan bagi masyarakat dikampungku, sehingga kampungku digelar kotanya para GAY.

Upss.. Sebelum bercerita mengenai masalah kotanya para GAY dan dibolehkannya perkawinan sesama jenis dikampungku dalam tradisi arakanlebaran, saya ingin memperkenalkan dulu dimana kampungku berada.

Kampungku berada tepatnya di Desa Mendahara Tengah, Kecamatan Mendahara, KabupatenTanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Kalau belum tahu juga, Bupati Tanjung Jabung Timur merupakan artis terkenal dan pemain sinetron Zumi Zola, dah tahukan dimana letak kampungku?

Lanjut cerita mengenai masalah kampung kotanya para GAY, penasarankan?Dimana dalam arakan takbir yang biasanya dikampungku, arakan takbir ini dijadikan sebuah perlombaan. Masing-masing RT mempersiapkan arakan dan takbiran yang diselingi dengan perkawinan sesama jenis, dimana pemuda yang ada di RT dikampungku didandani menjadi seorang wanita dan pria kemudian memakai baju adat penganten khas yang ada di RT tersebut.

Dikampungku memang tinggal beberapa multi etnis, yakni ada suku Jawa, Banjar (Kalimantan Selatan), Melayu (Jambi), Bugis (Sulawesi Selatan), Padang (Sumatera Barat) Batak (Medan).

Sehingga arakan pengantin sesama jenis ini akan beragam baju pengantinnya, adanya pengantin sesama jenis yakni GAY ini menjadi daya tarik dikampungku. Sebab, dengan adanya arakan ini menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi warga masyarakat dikampungku.

Pasangan ini, secara karnaval diarak keliling kampung bahkan pasangan ini selalu digodain oleh masyarakat yang menyaksikan acara perkawinan sesama jenis. Hampir seluruh pemuda yang ada dikampungku termasuk aku, juga sudah pernah nikah sesama jenis.Tetapi jangan salah persepsi dulu, pernikahan sesama jenis ini hanya sebuah hiburan dan menjadi tradisi dikampungku yang masih terisolir dan tidak bisa ditempu melalui kendaraan darat.

Akan tetapi bisa ditempuh melaluikendaraan laut yang setiap hari, standbay di Kota Kecamatan Mendahara Ulu Simpang Kiri Kabupaten Tanjung JabungTimur.

Penasaran mau menyaksikan langsung pernikahan GAY dikampungku, hanya bisa ada temui dimalam pertama arakan sahur dan arakan terakhir sahur di Bulan Ramadhan dan puncak arakan pengantin sesama jenis di Malam takbiran.

Tapi sekali lagi, bukan pengantin sungguh, sungguh. Hanya sebatas hiburan dan tradisi dikampungku dalam arakan bulan ramadhan dan arakan takbiran. Salam (****)

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akunFiksiana Community

Dan Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun